Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump, Rabu (13/8), mengatakan bahwa tujuan utama dalam pertemuan puncak pada Jumat (15/8) dengan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah untuk mencapai gencatan senjata.
Trump mengatakan hal tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin penting Eropa, menurut laporan Axios yang mengutip dua sumber.
Selain gencatan senjata, kata Trump, pertemuan puncak di Alaska tersebut juga bertujuan untuk “lebih memahami” prospek kesepakatan damai yang utuh, menurut laporan tersebut.
Laporan itu mengatakan Zelenskyy memperingatkan Trump selama pertemuan virtual bahwa "Putin tidak dapat dipercaya," mendesak tekanan lebih lanjut terhadap Moskow dan menolak pengakuan hukum atas wilayah yang diduduki Rusia.
Trump dilaporkan mengatakan kepada para pemimpin bahwa dia tidak dapat memutuskan masalah teritorial, mengutip sumber anonim yang mengetahui pertemuan tersebut.
Tetapi Trump menyarankan pertukaran lahan mungkin menjadi bagian dari kesepakatan damai, dengan mengatakan bahwa diskusi semacam itu harus dilakukan antara Putin dan Zelenskyy, menurut laporan itu.
Menjelang pertemuan Alaska dengan Putin, Trump menghadiri konferensi virtual pada Rabu (13/8) bersama Zelenskyy dan para pemimpin Eropa lainnya untuk mengoordinasikan pendekatan mereka.
Pembicaraan Trump yang akan datang dengan Putin akan menjadi pertemuan tatap muka pertama antara presiden Rusia dan AS yang sedang menjabat sejak Juni 2021, ketika Putin bertemu Presiden AS saat itu, Joe Biden, di Jenewa, Swiss.
Pertemuan itu juga akan menandai pertama kalinya seorang presiden Rusia menginjakkan kaki di tanah Alaska sejak Kekaisaran Rusia menjual wilayah tersebut kepada AS pada 1867.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia akan bela kepentingan nasional pada pertemuan Putin-Trump
Baca juga: Trump ancam Putin "konsekuensi sangat berat" jika tidak akhiri perang
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.