Jakarta (ANTARA) - Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menegaskan bahwa Indonesia akan tetap menjadikan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan kawasan Asia Tenggara sebagai landasan diplomasi nasional, sehingga menepis kekhawatiran akan menurunnya perhatian RI terhadap organisasi tersebut.
“ASEAN tetap akan jadi landasan politik luar negeri Indonesia,” ditegaskan Juru Bicara PCO Philips Vermonte ditemui di sela-sela bincang diplomasi bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini masih memiliki keyakinan tinggi terhadap institusi ASEAN serta peran dan pengaruh yang dimainkannya di kawasan Asia Tenggara.
Karena itu, saat terjadinya konflik bersenjata antara Kamboja dan Thailand beberapa waktu yang lalu, Indonesia menyerahkan sepenuhnya mekanisme penyelesaian konflik kepada pemegang keketuaan ASEAN tahun ini, yaitu Malaysia.
Namun demikian, Philips tak memungkiri bahwa Indonesia perlu meningkatkan kerja sama dengan mitra baru di tengah dinamika geopolitik dan geo-ekonomi yang terjadi saat ini, seperti konflik di Palestina, perang Rusia-Ukraina, maupun perang dagang Amerika Serikat.
Baca juga: MPR: Indonesia siap jadi mitra wujudkan tatanan dunia baru
“Dalam organisasi, ada masa-masa di mana mungkin negara anggotanya melihat ada wahana lain yang sesuai dengan keperluannya,” ucap Jubir PCO, sembari menyatakan bahwa manuver tersebut wajar terjadi di antara negara-negara di organisasi internasional.
Ia menyoroti salah satu upaya RI meningkatkan kerja sama dengan mitra di luar ASEAN adalah melalui Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) yang sudah dipastikan rampung dan siap diteken pada September 2025.
“I-EU CEPA yang (negosiasinya) sudah bertahun-tahun itu, tiba-tiba Uni Eropa melihat keharusan untuk segera ditandatangani karena mereka dapat mengalami kesulitan yang sama terkait, misalnya, tarif AS,” kata Philips.
Dengan demikian, Philips menegaskan bahwa ASEAN akan tetap menjadi fokus bagi Indonesia. Tetapi, dalam hal menavigasi situasi geopolitik dan geoekonomi yang berkembang, Indonesia akan menjangkau mitra-mitra baru di luar kawasan.
Indonesia juga terus menjalin hubungan dengan mitra non-tradisional untuk meningkatkan kerja sama secara lebih solid, khususnya untuk menavigasi isu-isu yang terjadi belakangan ini, ucap dia.
Baca juga: RI nyatakan siap jadi mitra pembangunan negara-negara Melanesia
Baca juga: Putin nilai Indonesia adalah mitra kunci Rusia di Asia Pasifik
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.