Jakarta (ANTARA) - Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyampaikan bahwa keputusan RI meningkatkan langkah bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza didasari dengan semakin mendesaknya tuntutan aksi konkret akibat kekejaman Zionis Israel.
“Eskalasi dan magnitudo akan tragisnya perang di Gaza sudah sampai pada satu titik (yang menuntut kita) menawarkan apapun yang dapat kita lakukan, paling tidak dari sisi kemanusiaan,” kata Juru Bicara PCO Philips Vermonte ditemui di sela-sela bincang diplomasi bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut merupakan dasar dari langkah RI baru-baru ini untuk menyanggupi menerima 2.000 warga Gaza untuk dirawat di Pulau Galang, Kepulauan Riau, serta ikut serta menerjunkan bantuan kemanusiaan via udara (airdrop) seperti yang sudah dilakukan beberapa negara, kata Philips.
Ia memastikan evakuasi dan perawatan warga Gaza ke Indonesia hanya akan dilakukan berdasarkan persetujuan dari semua pihak terkait, khususnya otoritas Palestina, serta dengan adanya jaminan para korban dapat kembali ke tanah airnya.
Philips menegaskan bahwa keputusan menerima pengungsi Palestina masih tetap sejalan dengan posisi RI terhadap Palestina dan sama sekali tidak diniatkan untuk memuluskan “pengusiran” warga Palestina dari Gaza, sebagaimana yang dikehendaki pihak Zionis Israel.
“Adalah DNA-nya Indonesia untuk berusaha ikut menyelesaikan dan memberikan solusi karena titik kulminasi (di Gaza) sudah melewati batas kemanusiaan,” kata Jubir PCO.
Meski demikian, Indonesia belum bisa dipastikan berapa lama para korban perang dari Gaza tersebut akan tinggal di Indonesia selama masa perawatan mereka, ucap Philips.
Presiden Prabowo Subianto mengarahkan agar Indonesia memberikan pengobatan kepada sekitar 2.000 warga Gaza yang menjadi korban perang, dengan layanan medis sementara direncanakan di Pulau Galang.
Sementara itu, juga pada Rabu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa Pemerintah RI masih mematangkan persiapan Pulau Galang, Kepulauan Riau, sebagai lokasi penampungan bagi warga Gaza yang akan dievakuasi.
“Kondisi Pulau Galang ini kan juga tidak lagi seperti 2-3 tahun yang lalu, jangan sampai kemudian semangat kita itu nanti akan menimbulkan masalah lain," ujarnya, mengingat fasilitas di pulau tersebut juga sempat dimanfaatkan sebagai rumah sakit khusus COVID-19.
Baca juga: Pemkot Batam tunggu juknis pusat untuk penanganan warga Gaza di Galang
Baca juga: RI tunggu lampu hijau dari Palestina sebelum evakuasi warga Gaza
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.