Liputan6.com, Jakarta Banyak wanita sering merasa tidak nyaman di area dada dan akhirnya bertanya-tanya, payudara nyeri tanda apa sebenarnya. Rasa sakit ini bisa muncul singkat, berulang, atau bahkan menetap dalam jangka waktu tertentu.
Secara umum, payudara nyeri tanda apa bisa dikaitkan dengan perubahan hormon, siklus menstruasi, pemakaian bra yang kurang pas, hingga aktivitas fisik tertentu. Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berbahaya dan dapat mereda dengan sendirinya.
Meski begitu, tetap penting untuk memahami lebih dalam mengenai payudara nyeri tanda apa yang mungkin menjadi sinyal adanya kondisi medis. Dengan begitu, setiap wanita bisa lebih waspada dan tahu kapan sebaiknya memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
Mengutip buku berjudul Kupas Tuntas Gangguan Menstruasi dan Penanganannya (2023) oleh Ristiani, Rahma dan Nelva, mastalgia (nyeri payudara) adalah kondisi yang sangat umum, terutama di antara wanita berusia 30 hingga 50 tahun. Kondisi ini memengaruhi sekitar 70% wanita di beberapa aktivitas hidup.
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penjelasan lengkap payudara nyeri tanda apa, Senin (22/9/2025).
Jenis Nyeri Payudara yang Umum Ditemukan
Nyeri pada payudara secara umum dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu mastalgia siklik dan mastalgia non-siklik. Keduanya memiliki ciri serta penyebab yang berbeda, sehingga penting untuk dikenali.
1. Mastalgia Siklik
- Sangat terkait dengan siklus menstruasi dan fluktuasi hormon.
- Biasanya muncul 1–2 minggu sebelum haid, semakin kuat menjelang menstruasi, lalu mereda setelah haid selesai.
- Karakteristik: rasa tumpul, berat, pegal, sering disertai pembengkakan atau rasa penuh.
- Umumnya memengaruhi kedua payudara, terutama bagian atas dan luar, bahkan bisa menjalar ke ketiak.
- Paling sering dialami wanita usia 20–30 tahun atau menjelang menopause.
- Biasanya mereda setelah menopause, kecuali bila menjalani terapi pengganti hormon.
Masih mengutip buku berjudul Kupas Tuntas Gangguan Menstruasi dan Penanganannya (2023), nyeri payudara siklik tidak memerlukan banyak perawatan karena nyeri payudara siklik merupakan bagian rutin dari siklus menstruasi. Penggunaan obat pereda nyeri untuk membantu mengurangi gejala rasa sakit yang menjadi tidak terkendali pada nyeri payudara seperti acetaminophen, ibuprofen, natrium naproxen, aspirin dan diklofenak.
2. Mastalgia Non-Siklik
- Tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.
- Dapat muncul kapan saja, bahkan setelah menopause.
- Sensasi nyeri: terbakar, menusuk, atau tajam, bisa konstan atau datang dan pergi.
- Umumnya memengaruhi satu payudara di area tertentu, meski bisa menyebar lebih luas.
- Lebih sering dialami wanita usia 40–50 tahun.
Penyebab Umum yang Memicu Nyeri Payudara
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No. 01, Juni 2015, para remaja putri sering mengalami nyeri payudara disertai benjolan kecil saat perabaan ketika menjelang menstruasi. Nyeri payudara yang dialami diakibatkan meningkatnya hormon estrogen.
Nyeri dan benjolan tersebut akan menghilang setelah selesai menstruasi. Apabila nyeri dan benjolan tersebut tidak menghilang setelah selesai menstruasi maka perlu diwaspadai karena Fibro Adenoma Mammae atau tumor jinak sering terjadi pada kalangan remaja. Fibro Adenoma Mammae merupakan tumor jinak, tetapi besar kemungkinan menjadi ganas kira-kira 3%.
Berikut ini berbagai faktor dapat menjadi penyebab payudara nyeri, mulai dari perubahan hormonal hingga kondisi medis tertentu:
1. Perubahan hormonal: fluktuasi estrogen dan progesteron menjelang menstruasi, kehamilan, pubertas, atau menopause sering menjadi pemicu utama mastalgia siklik. Perubahan ini menyebabkan jaringan payudara menahan cairan dan menjadi lebih sensitif.
2. Kista dan perubahan fibrokistik: kista adalah benjolan berisi cairan yang dapat terasa nyeri, terutama menjelang menstruasi. Perubahan fibrokistik juga termasuk penyebab umum nyeri payudara.
3. Obat-obatan: beberapa jenis obat seperti pil KB, obat penyubur, antidepresan, dan terapi pengganti hormon (HRT) bisa menimbulkan nyeri payudara sebagai efek samping.
4. Cedera atau trauma: benturan, kecelakaan, maupun pasca-operasi pada payudara dapat memicu nyeri lokal. Nyeri juga bisa menjalar dari area lain, seperti otot dada, lengan, atau punggung (nyeri rujukan).
5. Infeksi payudara (mastitis): sering terjadi pada ibu menyusui, ditandai dengan payudara terasa panas, bengkak, nyeri, dan kemerahan. Masalah menyusui lain seperti pembengkakan payudara atau saluran ASI tersumbat juga dapat menyebabkan nyeri.
6.Ukuran bra tidak sesuai: penggunaan bra yang terlalu ketat maupun terlalu longgar bisa memberikan tekanan berlebih pada jaringan payudara sehingga menimbulkan ketidaknyamanan.
7. Kondisi di luar payudara: beberapa masalah kesehatan seperti costochondritis (peradangan tulang rawan dada), refluks gastroesofageal (GERD), hingga stres dan kecemasan juga dapat memperburuk atau memicu nyeri payudara.