Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampiakan belum ada laporan kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox) di Indonesia selama tahun 2025.
"Kasus Mpox di Indonesia pada tahun ini tidak ada kasus. Khusus untuk Riau dan Kepulauan Meranti, hingga saat ini juga belum pernah ada pelaporan kasus konfirmasi Mpox," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan adalah Aji Muhawarman lewat pesan tertulis pada Senin, 22 September 2025.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian mengatakan ada satu santri yang meninggal dunia di salah satu pondok pesantre di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Anak 13 tahun berinisial BS itu diduga mengalami monkeypox.
“Gejala yang muncul memang mengarah ke 'monkeypox' seperti ruam di kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening. Tapi untuk kepastian, kami masih menunggu hasil laboratorium dari Pekanbaru,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, pada 19 September 2025 mengutip Antara.
Lebih lanjut, Aji menjelaskan bahwa kini ada dua kasus suspek monkeypox yakni BS (13 tahun) dan Zu (17 tahun).
Kronologi Santri di Riau Meninggal
Aji menerangkan bahwa pada 12 September 2025, pasien BS mengalami demam di pondok pesantren (ponpes). Setelah itu, mengalami bintik merah dan lesi bertambah banyak.
Lalu, pada 17 September 2025, pasien BS dibawa ke RSUD Kep Meranti karena lesi semakin bertambah banyak hingga ke organ vital dan kondisi pasien memburuk sehingga dilakukan tata laksana penanganan sesuai standar operasional prosedur.
Meski sudah mendapatkan penanganan, pada 20 September 2025 pasien BS meninggal dunia. Aji menyampaikan pasien memiliki komorbid berupa infeksi selaput otak.
"Secara klinis mengarah ke varicella/cacar air. Pasien memiliki komorbid berupa infeksi selaput otak," katanya.
Sementara itu, pada 18 September 2025, pasien Zu dibawa ke UGD RSUD Kep Meranti dengan keluhan demam dan ruam merah. Lalu, 21 September 2025, pasien Zu diperbolehkan pulang dan dilakukan isoman.
"Berdasarkan hasil investigasi awal, terdapat teman sekamar kasus yang mengalami cacar air dan sejauh ini tidak terdapat faktor risiko mengarah ke mpox," kata Aji.
Bentuk Kewaspadaan, RSUD Meranti Tetapkan Sebagai Suspek Mpox
Sebagai bentuk kewaspadaan, Aji mengatakan bahwa pihak RSUD Meranti menetapkan kasus tersebut sebagai suspek Mpox. Saat ini, masih menunggu hasil pemeriksaan.
"Pengiriman dan pemeriksaan spesimen 2 kasus di Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan," kata Aji.
Lalu, pada kasus cacar, segera diobati dan dilakukan penyelidikan epidemiologi.