Liputan6.com, Jakarta Satu dari tiga orang Indonesia memiliki persepsi kontra atau penolakan yang sangat dominan ketika melihat ibu menyusui di tempat umum.
Bahkan, 30 persen orang Indonesia tidak setuju dan tidak mendukung melihat ibu menyusui di fasilitas umum. Terutama di transportasi umum, kafe, dan tempat makan.
Hal ini diungkap dalam survei baru bertajuk Persepsi dan Dukungan pada Ibu Menyusui di Tempat Umum yang dilakukan oleh Health Collaborative Centre (HCC) pada 4-5 Agustus dengan 731 responden.
Padahal, menurut peneliti sekaligus pendiri dan Ketua HCC, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, menyusui adalah perilaku layaknya makan atau minum sehari-hari.
“Menyusui itu perilaku primitif, sama seperti kita makan, sama seperti kita minum,sama seperti orang mencari hiburan. Orang menyusui itu juga adalah bagian dari perilaku alamiah. Ketika orang makan dan minum di mana pun, orang juga harus menyusui di mana pun,” jelas Ray dalam temu media Pekan Menyusui 2025 di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Dia menambahkan, ada empat persepsi utama ketika orang melihat ibu menyusui di tempat umum, yakni:
- Pertama, 29,7 persen merasa tidak nyaman ketika melihat ibu menyusui di tempat umum.
- Kedua, 30 persen responden setuju bahwa melihat ibu menyusui di tempat umum membuat gelisah.
- Ketiga, 29 persen responden setuju bahwa ibu seharusnya hanya menyusui di tempat khusus, bukan tempat umum.
- Keempat, 50 persen responden sangat tidak setuju jika ibu menyusui di mana saja tanpa menggunakan penutup.
“Ini red flag (sinyal peringatan atau sikap negatif),” ucap Ray.
ASI eksklusif merupakan langkah penting dalam mencegah stunting sejak dini karena memberikan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan bayi. Dengan menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, anak mendapatkan zat gizi yang diperlukan untuk perke...