Liputan6.com, Jakarta Buah pir merupakan salah satu buah yang cukup populer di berbagai belahan dunia. Teksturnya yang renyah, rasa manis yang lembut, serta kandungan air yang melimpah membuat buah ini menjadi pilihan segar untuk dikonsumsi sehari-hari. Tidak hanya itu, pir juga sering digunakan dalam berbagai olahan seperti jus, selai, hingga camilan sehat.
Di balik kesegarannya, buah pir menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan. Sejak ribuan tahun lalu, pir sudah dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, khususnya di Tiongkok, untuk membantu meredakan batuk, meringankan gejala peradangan, serta menjaga fungsi pencernaan. Hingga kini, penelitian ilmiah modern semakin memperkuat reputasi pir sebagai buah dengan potensi besar dalam menunjang kesehatan tubuh.
Beberapa penelitian sistematis telah menyoroti manfaat pir, meskipun secara epidemiologis pir sering digolongkan bersama apel karena kesamaan kandungan nutrisinya. Menurut Reiland & Slavin (2015) dalam Systematic Review of Pears and Health (PMCID: PMC4657810), pir kaya serat, vitamin, mineral, dan polifenol yang berkontribusi pada sejumlah manfaat kesehatan
Liputan6.com akan membahas berbagai manfaat pir berdasarkan kajian ilmiah, mengulas kandungan gizi penting yang ada di dalamnya, serta menjawab pertanyaan umum seputar buah pir. Dengan memahami lebih dalam, kita bisa menjadikan pir bukan sekadar buah pelengkap, melainkan bagian penting dari pola makan sehat sehari-hari, Rabu (3/9/2025).
1. Menjaga kesehatan pencernaan
Pir merupakan sumber serat pangan yang sangat baik, dengan rata-rata 6 gram per buah berukuran sedang. Serat ini membantu melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, serta menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Kandungan fruktosa dan sorbitol di dalam pir juga memiliki efek laksatif ringan, menjadikannya pilihan baik bagi penderita konstipasi.
2. Mendukung kesehatan jantung
Polifenol dalam pir, terutama flavonoid dan fenolik, berperan sebagai antioksidan yang dapat menurunkan kadar kolesterol serta melindungi pembuluh darah dari kerusakan oksidatif. Studi kohort di Swedia (Larsson et al., 2013) menunjukkan konsumsi apel dan pir berhubungan dengan penurunan risiko stroke.
3. Membantu pengendalian gula darah
Pir memiliki indeks glikemik rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Menurut meta-analisis oleh Wedick et al. (2012), konsumsi apel dan pir yang kaya antosianin berhubungan dengan risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.
4. Meningkatkan imunitas tubuh
Kandungan vitamin C dalam pir berfungsi sebagai antioksidan alami yang mendukung sistem kekebalan tubuh. Vitamin ini juga berperan penting dalam produksi kolagen, mempercepat penyembuhan luka, serta menjaga kesehatan kulit.
5. Efek anti-inflamasi dan proteksi terhadap penyakit kronis
Studi terbaru mengenai pear pomace (ampas pir hasil industri jus) yang dipublikasikan oleh Ferreira et al. (2024) di Antioxidants Journal menunjukkan bahwa pir kaya akan senyawa bioaktif seperti flavonoid, asam fenolat, triterpen, dan karotenoid yang memiliki efek anti-inflamasi, antioksidan, bahkan berpotensi mencegah penyakit degeneratif terkait penuaan.
6. Membantu menjaga berat badan
Pir rendah kalori namun tinggi air dan serat, sehingga memberikan efek kenyang lebih lama. Sebuah penelitian intervensi (Alves-Parrilla et al., 2004) menunjukkan konsumsi pir dapat mendukung penurunan berat badan pada wanita dengan obesitas.
Kandungan Gizi dalam Buah Pir
Pir termasuk buah yang padat gizi meskipun sebagian besar komposisinya adalah air (sekitar 84%). Berikut adalah beberapa kandungan utama buah pir berdasarkan kajian ilmiah (Reiland & Slavin, 2015; Ferreira et al., 2024):
-
Serat pangan
- Total serat: ± 6 g per buah sedang.
- 71% serat tidak larut dan 29% serat larut.
- Bermanfaat untuk kesehatan usus, menurunkan kolesterol, dan mengatur gula darah.
-
Vitamin
- Vitamin C: sekitar 7 mg per 100 g (lebih banyak pada kulit buah).
- Vitamin K dalam jumlah kecil.
- Vitamin E (tokotrienol dan tokoferol) yang berperan sebagai antioksidan.
-
Mineral
- Kalium: ± 180 mg per 100 g, penting untuk menjaga tekanan darah.
- Tembaga dan boron dalam jumlah kecil.
-
Karbohidrat alami
- Fruktosa: 4,5%
- Glukosa: 4,2%
- Sukrosa: 2,5%
- Sorbitol: 2,5% (bisa memberikan efek laksatif ringan).
-
Fitonutrien dan senyawa bioaktif
- Polifenol: fenolik, flavonoid, antosianin, dan katekin.
- Asam fenolat: klorogenat, sinapat, dan syringic acid.
- Triterpen: oleanolic acid dan ursolic acid.
- Karotenoid: lutein, zeaxanthin, β-karoten.
- Lignan yang berfungsi sebagai fitoestrogen alami.
Menariknya, sebagian besar senyawa bioaktif pir terdapat di kulitnya. Studi oleh Li et al. (2014) menunjukkan kandungan polifenol, flavonoid, dan triterpen dalam kulit pir 6–20 kali lebih tinggi dibandingkan daging buahnya. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi pir bersama kulitnya setelah dicuci bersih.
FAQ Seputar Buah Pir
1. Apakah pir aman dikonsumsi penderita diabetes?
Ya, pir aman karena memiliki indeks glikemik rendah dan serat tinggi, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis.
2. Apa perbedaan pir Eropa dan pir Asia?
Pir Eropa (seperti Bartlett dan Bosc) bertekstur lembut, sementara pir Asia (dikenal juga sebagai apple pear) bertekstur lebih renyah seperti apel.
3. Apakah pir bisa membantu diet?
Benar, karena rendah kalori, tinggi air, dan serat, pir memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga baik untuk mendukung program penurunan berat badan.
4. Bagian mana dari pir yang paling kaya gizi?
Kulit pir mengandung konsentrasi tertinggi vitamin C, polifenol, dan antioksidan sehingga sebaiknya dikonsumsi bersama daging buahnya.
5. Apakah pir bisa menyebabkan diare?
Pada beberapa orang, kandungan sorbitol dan fruktosa yang tinggi bisa memicu diare ringan, terutama bila dikonsumsi berlebihan.
Sumber Rujukan
- Reiland, H., & Slavin, J. (2015). Systematic Review of Pears and Health. Nutrients, 7(11), 8556–8575. PMCID: PMC4657810.
- Ferreira, J., Tkacz, K., Turkiewicz, I. P., et al. (2024). Exploring the Bioactive Properties and Therapeutic Benefits of Pear Pomace. Antioxidants, 13(7), 784. https://doi.org/10.3390/antiox13070784
- Larsson SC, Virtamo J, Wolk A. Total and specific fruit and vegetable consumption and risk of stroke: a prospective study. Atherosclerosis. 2013; 227: 147– 152.
- Wedick NM, Pan A, Cassidy A, et al. Dietary flavonoid intakes and risk of type 2 diabetes in US men and women. Am J Clin Nutr. 2012; 95: 925– 933.
- Li X, Wang T, Zhou B, Gao W, Cao J, Huang L. Chemical composition and antioxidant and anti-inflammatory potential of peels and flesh from 10 different pear varieties (Pyrus spp.). Food Chem. 2014; 152: 531– 538.