Liputan6.com, Jakarta Peneliti Health Collaborative Centre (HCC), Bunga Pelangi menyatakan bahwa menyusui seharusnya bisa dilakukan di mana saja.
“Karena perilaku menyusui itu adalah perilaku alamiah, maka seharusnya itu bisa diterima di mana saja dan kapan saja,” ujar Bunga dalam pemaparan survei bertajuk Persepsi dan Dukungan pada Ibu Menyusui di Tempat Umum di Jakarta, Jumat, 8 Agustus 2025.
Ketika di tempat umum, sambung Bunga, para ibu kerap kebingungan karena tidak semua tempat memiliki ruang laktasi. Sementara, anak harus segera disusui, anak tak bisa menunggu untuk mencari tempat tertentu hingga bisa mendapatkan air susu ibu (ASI).
“Maka, menyusui di mana saja dan kapan saja itu menjadi sesuatu yang mandatori atau wajib untuk bisa dilakukan oleh ibu menyusui,” terang Bunga yang juga merupakan ibu menyusui (busui).
Senada dengan Bunga, peneliti sekaligus pendiri dan ketua HCC, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, juga mengatakan bahwa seharusnya setiap ibu bisa menyusui di manapun tanpa mendapat stigma atau persepsi buruk.
“Menyusui itu perilaku primitif, sama seperti kita makan, sama seperti kita minum, sama seperti orang mencari hiburan. Orang menyusui itu juga adalah bagian dari perilaku alamiah. Ketika orang makan dan minum di mana pun, orang juga harus menyusui di mana pun,” jelas Ray dalam kesempatan yang sama.
ASI eksklusif merupakan langkah penting dalam mencegah stunting sejak dini karena memberikan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan bayi. Dengan menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, anak mendapatkan zat gizi yang diperlukan untuk perke...
1 dari 3 Orang Indonesia Miliki Persepsi Kontra Soal Menyusui di Tempat Umum
Sayangnya, satu dari tiga orang Indonesia memiliki persepsi kontra atau penolakan yang sangat dominan ketika melihat ibu menyusui di tempat umum.
Bahkan, 30 persen orang Indonesia tidak setuju dan tidak mendukung melihat ibu menyusui di fasilitas umum. Terutama di transportasi umum, kafe, dan tempat makan.
Ini merupakan temuan dari survei “Persepsi dan Dukungan pada Ibu Menyusui di Tempat Umum” yang dilakukan oleh Ray dan Bunga pada 4-5 Agustus dengan 731 responden.
4 Persepsi Red Flag Soal Menyusui
Dia menambahkan, ada empat persepsi utama ketika orang melihat ibu menyusui di tempat umum, yakni:
- Pertama, 29,7 persen merasa tidak nyaman ketika melihat ibu menyusui di tempat umum.
- Kedua, 30 persen responden setuju bahwa melihat ibu menyusui di tempat umum membuat gelisah.
- Ketiga, 29 persen responden setuju bahwa ibu seharusnya hanya menyusui di tempat khusus, bukan tempat umum.
- Keempat, 50 persen responden sangat tidak setuju jika ibu menyusui di mana saja tanpa menggunakan penutup.
“Ini red flag (sinyal peringatan atau sikap negatif),” ucap Ray.
Ray menilai bahwa persepsi negatif ini red flag lantaran mengeluarkan payudara untuk menyusui masih dianggap bukan perilaku alamiah.
“Kenapa kita bilang ini red flag, karena itu berarti menganggap bahwa mengeluarkan payudara untuk menyusui itu masih dianggap bukan perilaku alamiah.”
“Padahal, secara ilmiah, ini adalah perilaku yang sangat-sangat naluriah yang harus kita dukung,” ujarnya.