Liputan6.com, Jakarta - Kanker tulang dapat ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- Nyeri tulang yang tidak biasa: Nyeri ini bisa semakin parah di malam hari atau saat beraktivitas.
- Benjolan di sekitar sendi: Terkadang, benjolan bisa terasa lunak saat disentuh.
- Tulang mudah patah: Tulang menjadi lemah sehingga mudah patah, bahkan tanpa cedera serius.
- Kelelahan, demam, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Hal ini disampaikan dokter spesialis orthopedi traumatologi konsultan onkologi Eka Hospital BSD, Muhammad Wahyudi dalam temu media di Jakarta pada Kamis, 18 September 2025.
Menurutnya, kanker tulang adalah penyakit langka dan serius yang dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
“Mengenali gejala kanker tulang sejak dini sangat penting karena akan meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan,” kata Wahyudi.
Dia menambahkan, kanker tulang atau sarkoma tulang adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel tulang itu sendiri. Kanker ini dapat berkembang di tulang mana pun di tubuh, namun paling sering ditemukan di tulang panjang pada lengan dan kaki, panggul, dan tulang belakang.
Ada beberapa jenis kanker tulang, yang paling umum, di antaranya:
- Osteosarcoma: Jenis paling sering, umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Kanker ini terbentuk di jaringan tulang yang masih muda.
- Ewing's Sarcoma: Kanker langka yang menyerang anak-anak dan remaja, berkembang di sumsum tulang.
- Chondrosarcoma: Umumnya menyerang orang dewasa dan berkembang dari tulang rawan
Mengenal Faktor Risiko dan Penyebab Kanker
TulangWahyu mengatakan, penyebab pasti kanker tulang belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya. Faktor-faktor itu termasuk:
Faktor Genetik
Adanya riwayat kanker tulang dalam keluarga atau sindrom genetik tertentu (misalnya Li-Fraumeni syndrome) dapat meningkatkan risiko.
Penyakit Tulang Tertentu
Orang dengan riwayat penyakit tulang tertentu, seperti Penyakit Paget, memiliki risiko lebih tinggi.
Riwayat Radiasi atau Terapi Kanker Sebelumnya
Paparan radiasi dosis tinggi, seperti yang diterima selama terapi kanker sebelumnya, dapat meningkatkan risiko kanker tulang di kemudian hari.
Diagnosis Kanker Tulang
Jika dokter mencurigai adanya kanker tulang, beberapa pemeriksaan akan dilakukan, termasuk:
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa area yang sakit dan bengkak.
- Tes pencitraan: X-ray, MRI, CT scan, dan PET scan akan digunakan untuk melihat kondisi tulang dan sejauh mana kanker telah menyebar.
- Biopsi tulang: Ini adalah prosedur paling akurat untuk diagnosis. Sampel jaringan tulang diambil dan diperiksa di laboratorium untuk memastikan keberadaan sel kanker.
Pilihan pengobatan kanker tulangPenanganan kanker tulang sangat tergantung pada jenis, lokasi, dan stadium kanker. Beberapa pilihan pengobatan utama yang sering dikombinasikan meliputi:
- Operasi: Prosedur ini bertujuan mengangkat tumor dan sebagian jaringan sehat di sekitarnya.
- Kemoterapi: Penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin telah menyebar.
- Radioterapi: Menggunakan radiasi dosis tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
- Terapi Target & Imunoterapi: Pilihan ini bergantung pada kasus, dapat digunakan untuk menargetkan sel kanker secara spesifik atau meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh pasien.
Komplikasi dan Pencegahan Kanker Tulang
Tanpa penanganan yang tepat, kanker tulang dapat menyebar ke organ lain (metastasis).
Penanganan yang efektif dapat mengurangi risiko ini dan meningkatkan peluang kesembuhan. Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker tulang, deteksi dini dan gaya hidup sehat dapat membantu menjaga kesehatan tulang secara keseluruhan.
Wahyudi menyarankan untuk tidak menunda konsultasi jika mengalami gejala yang merujuk pada kanker tulang.
“Pasalnya, mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat sejak dini adalah kunci utama,” tutupnya.