Liputan6.com, Jakarta Sehubungan berita Liputan6.com hari ini yang berjudul Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis yang Belum Juga Usai maka ada tiga kemungkinan terjadinya keracunan dan harus dievaluasi mendalam pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pertama tentu pada proses memasak makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), harus terjamin 3 hal. Yakni kebersihan berbagai alat dan persiapannya, proses masak yang baik dan benar serta pengemasanan.
Namun, harus diingat bahwa masalah bukan hanya dan belum tentu juga ada di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), masih ada kemungkinan titik kritis lain.
Kedua, amat penting adalah kebersihan, kesegaran dan kesehatan bahan pangan awalnya, baik tanaman atau hewan. Kalau tinggi kadar insektisidanya, atau hewan yang dipotong dari kandang yang banyak hewan sakit, atau ada berbagai kontaminasi lainnya maka tentu bisa saja makanan yang tersaji lalu jadi tidak sehat dan bukan tidak mungkin terjadi keracunan.
Tentu ini tergantung dari jenis dan seberapa besar pencemarannya serta bagaimana pengolahan makanan selanjutnya.
Ketiga, terkait transportasi dan penyimpanan bahan pangan
Ketiga adalah transportasi dan penyimpanan bahannya.
Berita di media tentang feri yang terlambat atau jalan yang rusak berat sehingga truk pembawa bahan pangan harus menunggu berjam-jam atau berhari-hari misalnya, tentu punya dampak bagi bahan pangannya. Begitu juga kalau gudang penyimpanan tidak memenuhi syarat (ventilasi, kelembaban suhu dll.) maka juga akan punya dampak terhadap hasil akhir produk makanan yang dikonsumsi.
Tegasnya memang ada beberapa alur proses yang harus dievaluasi secara mendalam. Dengan keracunan makanan yang sudah sampai ribuan ini maka analisa mendalam pada setiap kejadian tentu dapat menjadi acuan tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan, yang harus diperbaiki agar jangan sampai terjadi lagi.
**Penulis adalah Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University, Penerima Rekor MURI April 2024, Penghargaan Paramakarya Paramahusada 2024 PERSI dan Penerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025 bidang Kesehatan