Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) terus memperkuat sinergi dengan anak perusahaan untuk mengoptimalkan ekosistem bisnis dan mendorong peningkatan kontribusi laba secara berkelanjutan.
“Yang akan kami perkuat ke depannya adalah bagaimana sinergi antara induk atau holdingnya yakni BRI sebagai bank dengan perusahaan-perusahaan anak ini. Karena masing-masing perusahaan anak punya keunikan,” kata Direktur Utama BRI Hery Gunardi saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Hery mencontohkan PT Pegadaian telah mengantongi izin sebagai bullion bank yang merupakan bagian dari program strategis nasional.
BRI pun mendorong pemanfaatan saluran distribusi, termasuk cabang dan aplikasi BRImo, untuk memperluas layanan produk Pegadaian seperti tabungan emas.
Selain itu, BRI juga mendorong integrasi layanan antara BRI Finance dan bisnis consumer banking BRI untuk pembiayaan atau kredit kendaraan bermotor.
“Kami melihat bahwa ini potensi luar biasa. Dengan nasabah lebih dari 80 juta dimiliki oleh BRI, seharusnya ini bisa jadi lebih bagus karena kita lakukan cross-sell,” kata Hery.
Saat ini tercatat BRI memiliki 10 anak usaha yang tersebar cukup merata di berbagai sektor industri keuangan, mulai dari ultra mikro, asuransi, multifinance, perusahaan efek, modal ventura, remitansi dan seterusnya.
Direktur Finance and Strategy BRI Viviana Dyah Ayu Retno K. mencatat bahwa kontribusi anak usaha terhadap kinerja BRI menunjukkan tren yang semakin positif, terutama sejak terbentuknya Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pada 2021.
Per Juni 2025, kontribusi laba anak usaha terhadap total laba konsolidasi BRI mencapai 8,77 persen. Sementara kontribusi dari sisi aset mencapai 10,79 persen.
“BRI memiliki aspirasi jangka panjang terkait dengan penguatan peran perusahaan anak. Perusahaan anak berperan sebagai diversifikasi sumber income maupun diversifikasi risiko bagi BRI, termasuk tentunya menyediakan layanan keuangan yang lebih terintegrasi bagi nasabah BRI,” kata Viviana.
Wakil Direktur Utama BRI Agus Noorsanto menambahkan bahwa BRI sebagai induk juga secara aktif melakukan penguatan terhadap anak usaha antara lain mendorong transformasi menyeluruh di masing-masing entitas, baik dari sisi model bisnis, tata kelola manajemen risiko, hingga pengembangan human capital.
Selain itu, BRI juga memperkuat peran grup melalui penciptaan ekosistem yang close loop antara induk dan anak, dengan menjalin kolaborasi antarlini bisnis agar tercipta sinergi yang solid.
“Kami mengkolaborasikan potensi ekosistem, terutama nasabah-nasabah BRI yang memang sangat besar jumlahnya. Kami akan perkuat dengan melakukan penawaran produk-produk dari anak perusahaan BRI, sehingga seluruh nasabah bisa kita berikan layanan yang lengkap,” kata Agus.
BRI membukukan laba secara konsolidasi Rp26,53 triliun, dengan aset mencapai Rp2.106,37 triliun atau tumbuh 6,52 persen secara year on year (yoy) hingga triwulan II 2025.
Penyaluran kredit BRI secara konsolidasi tumbuh 6,0 persen menjadi Rp1.416,6 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi tercatat tumbuh 6,7 persen yoy menjadi Rp1.482,1 triliun.
Baca juga: BRI: Holding UMi jangkau 34,7 juta debitur hingga akhir triwulan II
Baca juga: BRI: Penurunan BI-Rate positif bagi pendanaan maupun kredit
Baca juga: Perkuat struktur pendanaan, transaksi semua kanal BRI tumbuh positif
Baca juga: BRI cetak laba bersih sebesar Rp26,5 triliun pada semester I 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.