Tunjangan Rp30 Juta untuk Dokter Spesialis di Daerah Terpencil: Apresiasi Layak tapi Tantangan Masih Banyak

12 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2025 yang mengatur pemberian tunjangan khusus sebesar Rp30 juta bagi dokter spesialis, subspesialis, dokter gigi spesialis, dan subspesialis yang bertugas di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).

Kebijakan ini disambut baik oleh berbagai pihak sebagai bentuk apresiasi nyata kepada tenaga medis yang rela mengabdi di daerah dengan akses pelayanan kesehatan terbatas. Namun, di balik kabar baik tersebut, sejumlah tantangan masih membayangi efektivitas kebijakan ini di lapangan.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Adjunct Professor di Griffith University Australia, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menilai kebijakan pemberian tunjangan Rp30 juta untuk dokter spesialis di daerah terpencil layak diapresiasi karena menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap tenaga kesehatan yang bertugas di daerah sulit.

"Tentu kita amat menyambut baik Peraturan Presiden yang memberi tunjangan khusus para dokter spesialis yang bekerja di DTPK," ujar Prof. Tjandra kepada Health Liputan6.com, Kamis, 7 Agustus 2025.

Apakah Cukup Tunjangan Rp30 Juta untuk Dokter Spesialis di Daerah Terpencil?

Namun, dia juga menyoroti bahwa jumlah Rp30 juta per bulan itu mungkin belum cukup memadai jika dibandingkan dengan tantangan berat yang dihadapi para dokter di daerah yang sangat terpencil.

"Jumlah sekitar Rp30 juta itu mungkin belum memadai, apalagi kalau daerahnya benar-benar amat terpencil dan dengan berbagai tantangannya," katanya.

Lebih lanjut, Prof. Tjandra menekankan bahwa dokter spesialis tidak mungkin bekerja sendiri di DTPK. Mereka memerlukan tim pendukung lengkap dan fasilitas yang memadai, termasuk alat medis khusus, aliran listrik stabil, dan jaringan internet.

"Tanpa tim yang lengkap dan alat memadai, maka tugas dokter/dokter gigi spesialis dan subspesialis tidaklah akan optimal guna melayani masyarakat," katanya,

Dia juga mengingatkan bahwa alat medis yang dibawa ke daerah terpencil perlu pemeliharaan dan dukungan teknis dari perusahaan penyedia. Hal ini sering kali menjadi kendala karena keterbatasan akses dan logistik.

Kepastian Karier dan Masa Depan

Kebijakan ini juga disebut-sebut akan memberikan kesempatan pelatihan berjenjang dan pembinaan karier bagi dokter spesialis yang bertugas di DTPK. Namun, Prof. Tjandra menilai penting untuk ada kejelasan soal durasi pengabdian dan sistem rotasi.

"Apakah akan selamanya di sana sampai pensiun atau akan ada semacam rotasi sesudah sekian tahun? Kalau memang ada rencana rotasi, maka akan baik kalau sistemnya sudah diatur dengan jelas," ujarnya.

Menurutnya, kepastian ini akan membuat para dokter merasa lebih tenang dalam menjalankan tugas dan membangun karier jangka panjang.

Pendidikan Anak Jadi Pertimbangan Serius

Selain aspek teknis dan profesional, faktor keluarga juga tak boleh diabaikan. Banyak dokter spesialis yang memiliki anak dan tentu ingin memastikan anak-anak mereka mendapatkan akses pendidikan berkualitas, terutama jika harus tinggal lama di DTPK.

"Kalau orang tuanya yang menjadi dokter/dokter gigi spesialis dan subspesialis kerja dan tinggal di daerah terpencil, maka tentu perlu dipikirkan bagaimana pendidikan anak-anak mereka," ujar Prof. Tjandra.

Dia menegaskan bahwa pendidikan yang layak untuk anak tenaga kesehatan harus masuk dalam perencanaan kebijakan, agar para dokter tidak ragu mengabdi di daerah.

Read Entire Article