Liputan6.com, Jakarta - Apple memamerkan video pengujian ketahanan iPhone Air, yang ditekan menggunakan mesin khusus dengan beban sekitar 59 kg. Berita ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Minggu (21/9/2025) kemarin.
Informasi lain yang juga populer datang dari fitur Tanya Gemini yang masuk dalam tahap beta untuk Google Meet.
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Apple Pamer Video Uji Tekan iPhone Air, Tahan Beban 59 Kg Tanpa Bengkok
Dengan ketebalan bodi hanya 5,6mm, banyak pihak masih penasaran dan mempertanyakan apakah iPhone Air ini mampu bertahan ketika dibengkokkan atau tidak sengaja diduduki saat ditaruh di kantong celana?
Rasa penasaran ini sangat wajar muncul, mengingat sebelumnya dunia teknologi dibuat gempar oleh kasus "bendgate" yang melanda iPhone 6 pada tahun 2014.
Namun, Apple menjawab keraguan itu dengan merilis video pengujian ketahanan iPhone Air berdurasi 17 detik. Dilansir Tom's Guide, Minggu (21/9/2025), ponsel baru ini ditekan menggunakan mesin khusus dengan beban 130 pon atau sekitar 59 kg.
Diuji dalam lab pengujian khusus, iPhone tertipis buatan Apple tersebut tetap kokoh dan kembali ke bentuk semula tanpa bekas atau rusak di bagian bodi iPhone Air.
Kunci ketahanan bodi iPhone Air ini ada pada rangka titanium grade 5 yang dipakai Apple, membuat ponsel ini tetap kuat meski supertipis sekalipun.
2. Fitur Tanya Gemini Masuk Tahap Beta untuk Google Meet, Apa bakal Tersedia di Indonesia?
Seperti badai yang tak berhenti, perusahaan teknologi besar masih datang menghujani tahun ini dengan inovasi Artificial Intelligence (AI) canggih seperti Live Translation, Auto Trim, bahkan kemampuan pengeditan foto jadi action figure.
Terlepas dari kontroversi perkembangan AI yang memungkinkan operasional tindak kriminal lebih mudah, Google membuktikan bahwa batasan tersebut tidak menjadi sebuah halangan melalui rencana peluncuran Tanya Gemini “Ask Gemini" di Google Meet.
Mengutip 9to5Google, Minggu (21/9/2025), dari proyek percobaan yang telah dilakukan pada April 2025, terdapat beberapa fitur menarik sebagai berikut:
- Meringkas diskusi yang sedang berlangsung, atau mendapatkan rekap dari apa yang dikatakan seseorang (fitur ini mirip dengan notulen namun lebih singkat).
- Meningkatkan hasil pertemuan dengan mengidentifikasi inti pembahasan, keputusan, dan tindakan yang diambil (fitur seperti seorang penasihat).
- Mencatat poin penting yang tertinggal ketika pengguna terlambat masuk ke dalam ruang rapat (jika Take Notes for Me diaktifkan).
3. Puluhan Juta Orang Gunakan Chatbot AI untuk Curhat Spiritual
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin luas, dan kini kabarnya sudah mulai merambah ke ranah rohani. Bukan hanya dipakai untuk menjawab pertanyaan umum, chatbot AI kini mulai dipakai jutaan orang sebagai teman curhat hingga mencari bimbingan spiritual.
Mengutip The New York Times via Arstechnica, Senin (22/9/2025), beberapa aplikasi religi berbasis AI mencatat angka unduhan yang sangat besar.
Salah satu aplikasi religi berbasis AI yang populer di download adalah Bible Chat, di mana sudah diunduh lebih dari 30 juta kali.
Ada juga Katolik Hallow yang sempat menduduki peringkat teratas Apple App Store, mengalahkan aplikasi populer seperti Netflix dan TikTok.
Beberapa chatbot religi mengklaim, aplikasi buatan mereka diklaim menyediakan fitur untuk melakukan "komunikasi ilahi".
Meski begitu, pakar menegaskan AI bukanlah entitas spiritual, melainkan teknologi menghasilkan jawaban dari data yang dipelajari.