Liputan6.com, Jakarta - Siloam Hospitals mencatat tonggak sejarah baru dalam dunia kedokteran Indonesia dengan berhasil melakukan operasi robotik pertama untuk kasus batu empedu menggunakan teknologi Da Vinci Xi.
Prosedur ini dilakukan di Siloam Hospitals Kebon Jeruk dan disiarkan langsung dalam acara Siloam Digestive Summit 2025 pada 26 Juli 2025.
Pasien perempuan berumur 41 tahun, Ny. M, datang dengan keluhan mual, muntah, dan perut kembung selama satu bulan. Setelah menjalani pemeriksaan, dia didiagnosis mengalami kolesistolitiasis (batu empedu) dan kolesistitis akut (radang pada kantong empedu).
Apa yang Dimaksud dengan Batu Empedu?
Batu empedu adalah gumpalan keras menyerupai kerikil yang terbentuk di dalam kantong empedu. Biasanya, batu ini terdiri dari kolesterol atau bilirubin. Ukurannya bisa sangat kecil seperti butiran pasir, hingga sebesar bola golf. Kantong empedu dapat menghasilkan satu batu besar, banyak batu kecil, atau kombinasi keduanya.
Dalam istilah medis, batu empedu disebut kolesistolitiasis (cholelithiasis). Jika batu menyumbat saluran empedu, bisa timbul nyeri hebat di perut kanan atas yang dikenal sebagai serangan empedu atau kolik bilier.
Operasi Minim Nyeri dengan Robot Da Vinci Xi
Bila tidak ditangani, kondisi ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius. Namun, sebagian besar batu empedu bersifat "silent" alias tidak bergejala dan tidak selalu memerlukan tindakan medis.
Siapa saja yang berisiko? Beberapa kelompok yang lebih berisiko mengalami batu empedu antara lain:
- Perempuan, terutama dengan kadar estrogen tinggi akibat kehamilan, terapi hormon, atau penggunaan pil KB.
- Usia lanjut, karena risiko pembentukan batu meningkat seiring bertambahnya usia.
- Riwayat keluarga, karena faktor genetik juga berperan dalam pembentukan batu empedu.
Untuk mengatasi kasus Ny. M, tim dokter melakukan kolesistektomi robotik atau pengangkatan kantong empedu menggunakan sistem Da Vinci Xi.
Operasi ini dipimpin oleh Dokter Spesialis Bedah Digestif, Dr. dr. Wifanto Saditya Jeo, SpB-KBD, berkolaborasi dengan Ahli Bedah Hepatopankreatobilier Internasional dari AdventHealth Tampa, AS, Prof. Dr. Iswanto Sucandy, MD, FACS.
"Teknologi Da Vinci Xi memberikan presisi luar biasa dalam area pembedahan yang sempit dan sensitif seperti kantung empedu. Ini adalah tonggak penting dalam transformasi layanan bedah digestif di Indonesia," ujar Prof. Iswanto Sucandy.
Disiarkan Langsung ke Ratusan Tenaga Medis
Prosedur berdurasi dua jam ini berlangsung lancar tanpa komplikasi. Bahkan, pasien sudah bisa berjalan pada hari yang sama setelah operasi dengan nyeri minimal.
"Bedah robotik ini memungkinkan sayatan yang lebih kecil, trauma jaringan minimal, dan hasil pasca operasi yang jauh lebih baik. Ini sangat ideal untuk pasien dengan mobilitas tinggi," kata Dr. Wifanto Saditya Jeo.
Keistimewaan lain dari prosedur ini adalah disiarkan secara langsung dalam sesi Live Surgery Demo yang dipandu oleh dr. Vania Myralda Giamour, SpB-KBD, dan diikuti ratusan peserta medis dari berbagai institusi di Indonesia.
Sistem Da Vinci Xi dilengkapi lengan robotik yang dikendalikan melalui konsol oleh dokter bedah, memungkinkan gerakan presisi dan stabil yang melampaui kemampuan tangan manusia. Teknologi ini sangat bermanfaat dalam operasi kompleks di area hepatobilier dan digestif.
Keberhasilan prosedur ini memperkuat komitmen Siloam Hospitals untuk terus menghadirkan teknologi medis kelas dunia dan pelayanan bedah yang unggul bagi pasien.
"Kami percaya bahwa adopsi teknologi robotik adalah bagian dari masa depan pelayanan bedah di Indonesia," pungkas Dr. Wifanto.