Liputan6.com, Jakarta Nama Koji Takasaki kembali mencuat ke permukaan usai memimpin laga final Piala AFF U-23 2025 antara Timnas Indonesia U-23 melawan Vietnam. Laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno itu menyisakan banyak tanda tanya, terutama soal sejumlah keputusan sang wasit asal Jepang.
Salah satu yang paling menyita perhatian adalah insiden sikutan Ly Duc Pham kepada Rahmat Arjuna yang luput dari hukuman.
Kritik terhadap kepemimpinan Takasaki bukanlah yang pertama kali muncul dari publik sepak bola Indonesia. Dalam pertandingan krusial tersebut, banyak yang merasa Indonesia tidak mendapatkan perlakuan adil.
Namun, pertandingan final ini ternyata bukan satu-satunya momen ketika wasit berlisensi FIFA itu meninggalkan kesan pahit bagi skuad Garuda.
Koji Takasaki tercatat pernah membuat keputusan penting lain yang merugikan Indonesia, bahkan dengan konsekuensi yang lebih berat. Tak hanya satu, ada dua momen besar di mana keputusan kartu merah dari Takasaki menjadi titik balik yang menyakitkan bagi Timnas Indonesia.
Kartu Merah Muhammad Ferarri: Awal Luka dari Manahan
Momen kontroversial pertama terjadi saat Koji Takasaki memimpin laga Indonesia melawan Filipina di ajang Piala AFF 2024. Pertandingan itu digelar di Stadion Manahan, 21 Desember 2024, sebagai bagian dari matchday ke-5 Grup B. Saat itu, Indonesia sangat membutuhkan kemenangan demi menjaga asa lolos ke semifinal.
Namun, laga berubah drastis pada menit ke-42 ketika terjadi duel antara bek muda Indonesia, Muhammad Ferarri, dan striker Filipina, Amani Aguinaldo. Wasit Koji Takasaki memutuskan memberikan kartu merah langsung kepada Ferarri. Sementara itu, Aguinaldo hanya mendapatkan kartu kuning.
Keputusan tersebut berdampak besar pada permainan. Dengan 10 pemain, Indonesia kesulitan mengembangkan permainan dan akhirnya kalah 0-1.
Kekalahan itu membuat Indonesia gagal melangkah ke babak semifinal, dan keputusan Takasaki pun menjadi sorotan besar karena dianggap terlalu keras terhadap Ferarri.
Final Piala AFF U-23 2025: Luka yang Terulang
Tak sampai setahun berselang, nama Koji Takasaki kembali menghiasi headline sepak bola Indonesia. Kali ini, dia bertugas memimpin pertandingan final Piala AFF U-23 2025 antara Indonesia dan Vietnam di Gelora Bung Karno. Laga yang seharusnya menjadi pesta di rumah sendiri justru berakhir menyakitkan bagi tim asuhan Gerald Vanenburg.
Menjelang akhir laga, suasana di lapangan mulai memanas. Robi Darwis bersiap melakukan lemparan ke dalam yang bisa menjadi peluang terakhir bagi Indonesia. Namun, pelatih Vietnam Kim Sang-sik menghalangi proses tersebut dan langsung mendapat kartu merah.
Tak berhenti di situ, tindakan provokatif Vietnam berlanjut saat sejumlah botol minum ditaruh di jalur lari Robi. Damian Van Rensburg, pelatih kiper Indonesia, merespon dengan menerobos dan menendang botol-botol tersebut. Dia dapat kartu merah langsung.
Indonesia akhirnya kalah 0-1 dari Vietnam dan gagal meraih gelar juara di hadapan publik sendiri. Selain kartu merah, ada juga beberapa keputusan yang membuat emosi kubu Indonesia pada laga final tersebut.