Jakarta (ANTARA) - Dapur sering kali dihiasi dua pilihan warna gula pasir, yakni putih dan kekuningan. Kedua jenis gula ini kerap digunakan masyarakat dalam berbagai kebutuhan, mulai dari membuat minuman, kue, hingga masakan sehari-hari. Sekilas terlihat sama, tetapi sebenarnya keduanya memiliki ciri khas yang berbeda jika diperhatikan lebih detail.
Perbedaan itu meliputi proses produksi, cita rasa, hingga penggunaannya dalam berbagai resep. Gula pasir putih biasanya dianggap lebih murni, sementara gula pasir kuning memiliki karakter rasa yang sedikit berbeda karena kandungan tertentu di dalamnya. Lantas, mana yang lebih baik digunakan? Berikut penjelasannya secara berimbang.
Perbedaan gula berwarna putih dan kekuningan
1. Proses produksi dan komposisi
Gula pasir putih dihasilkan melalui proses pemurnian atau rafinasi yang cukup panjang. Pada tahap ini hampir seluruh kandungan molases, yaitu cairan alami dari tebu, dihilangkan. Proses pemurnian ini membuat kristal gula berwarna lebih jernih, putih bersih, dan memiliki bentuk butiran yang seragam.
Sementara itu, gula pasir kuning tidak melalui penyulingan menyeluruh. Masih terdapat sisa molases yang menempel sehingga warnanya terlihat kekuningan atau keemasan. Molases inilah yang memberikan sedikit perbedaan dalam hal rasa dan aroma dibandingkan gula putih.
Baca juga: 10 buah rendah gula terbaik yang cocok untuk penderita diabetes
2. Kandungan nutrisi
Dari segi nutrisi, kedua jenis gula ini hampir tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kandungan kalori gula putih dan gula kuning rata-rata berkisar antara 16 hingga 17 kalori per sendok teh. Gula kuning memang memiliki sedikit mineral alami seperti kalsium, kalium, magnesium, dan zat besi.
Namun, jumlah kandungan mineral tersebut sangat kecil sehingga tidak memberikan manfaat kesehatan yang berarti. Dengan kata lain, dari sisi gizi keduanya sama-sama termasuk pemanis sederhana yang sebaiknya dikonsumsi dalam batas wajar.
3. Rasa dan aroma
Perbedaan paling terasa justru ada pada aspek rasa. Gula kuning memiliki cita rasa yang lebih manis dengan sentuhan aroma karamel ringan. Hal ini muncul karena adanya kandungan molases yang masih melekat setelah proses produksi, sehingga memberikan karakter khas pada gula tersebut.
Sebaliknya, gula putih cenderung memiliki rasa manis yang netral tanpa aroma tambahan. Keberadaan molases yang dihilangkan membuat gula putih terasa lebih polos dan sering dianggap lebih fleksibel. Jenis gula ini umumnya digunakan untuk kebutuhan yang membutuhkan rasa manis murni tanpa mengubah aroma hidangan.
Baca juga: Lima hal penyebab lonjakan gula darah yang perlu dikenali
4. Fungsi dalam memasak dan baking
Pemilihan jenis gula sangat berpengaruh pada hasil akhir masakan maupun minuman. Gula putih biasanya digunakan untuk pembuatan kue seperti bolu, puding, agar-agar, dan minuman bening. Karena warnanya yang jernih, gula ini tidak mempengaruhi tampilan makanan atau minuman.
Sedangkan gula kuning lebih cocok digunakan untuk makanan atau minuman yang memerlukan rasa dan aroma lebih kuat, seperti karamel, cookies cokelat, bolu karamel, kopi, maupun teh susu. Kehadiran molases membuat cita rasa lebih kaya dan tekstur makanan lebih lembut.
Mana yang lebih baik
Jika dilihat dari sisi gizi, tidak ada perbedaan yang berarti antara gula pasir putih dan gula pasir kuning. Keduanya sama-sama mengandung kalori yang relatif sama serta tidak memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Dengan kata lain, dari sisi nutrisi keduanya termasuk pemanis sederhana yang perlu dikonsumsi secara bijak.
Pilihan terbaik akhirnya lebih ditentukan oleh kebutuhan dan selera masing-masing. Bagi yang menginginkan rasa netral dan tampilan bersih, gula putih bisa menjadi pilihan tepat. Sementara itu, bagi yang menyukai aroma khas dengan cita rasa lebih manis, gula kuning dapat dijadikan alternatif yang menarik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada jenis gula yang lebih unggul secara mutlak. Baik gula pasir putih maupun gula pasir kuning memiliki kelebihan masing-masing. Konsumen dapat menyesuaikan pilihan sesuai dengan selera, jenis masakan, dan kebutuhan. Yang terpenting, konsumsi gula sebaiknya tetap dibatasi untuk menjaga kesehatan tubuh.
Baca juga: ID FOOD serap gula petani usai suntikan dana Rp1,5 triliun
Baca juga: Kopi hitam lebih disarankan daripada kopi plus gula aren atau latte
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.