Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaeman membantah sulitnya pasokan beras di ritel modern disebabkan kelangkaan. Menurut Amran, kelangkaan beras disebabkan pergeseran distribusi dari penggilingan.
Menurutnya, saat ini terjadi perubahan pola distribusi yang lebih banyak ke pasar tradisional dibanding ke ritel modern.
"Dulu didominasi biasanya banyak dari pabrik besar ke modern, ini ada pergeseran sedikit ke pasar tradisional, dan itu di beberapa media dimuat bahwa pasar tradisional omzetnya meningkat. Jadi bukan kelangkaan beras," ungkapnya saat konferensi pers Rekor Muri Gerakan Pangan Murah, Selasa (2/9).
Sebelumnya, pabrik penggilingan padi sempat enggan berproduksi di tengah mencuatnya isu beras oplosan. Beberapa pabrik bahkan gulung tikar, sehingga menyebabkan tidak seimbangnya kapasitas produksi dan pasokan.
Namun, Amran menilai kondisi tersebut sudah membaik, di mana beras premium kembali memasuki ritel modern. Namun untuk saat ini, penggilingan beras yang beroperasi kebanyakan adalah pabrik kecil, sehingga lebih banyak memasok ke pasar tradisional.
"Kapasitas pabrik kecil itu kemampuannya 116 juta ton, kemudian produksi gabah hanya 65 juta. Artinya apa? pabrik kecil ini mampu menggiling seluruh gabah yang diproduksi di Republik ini," ungkap Amran.
Kemudian, kata dia, jika pabrik sedang dan besar dengan total kapasitas sekitar 50 juta ton mengalami penurunan produksi, kapasitas ini diserap oleh pabrik kecil.
"Kalau yang besar sedang ini menurun produksinya, ini bergeser ke pabrik kecil, pabrik kecil ini masuk ke pasar tradisional sehingga terjadi pergeseran ya," jelasnya.
Amran juga mengatakan, produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton, melampaui total produksi sepanjang tahun 2024 sebesar 30,62 juta ton.
Untuk mengantisipasi langkanya pasokan beras di ritel modern ke depannya, Amran memastikan akan ada perubahan tata kelola dari hulu ke hilir. Dia berkaca pada perbaikan distribusi pupuk bersubsidi.
"Kita membangun ekosistem pangan yang sehat, tinggal di hilir kalau ini hilir selesai, ekosistem pangan sudah selesai dari hulu ke hilir kita benahi," kata Amran.
Meski demikian, dia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait perubahan tata kelola beras di hilir. Dia hanya memastikan setelah perbaikan ini selesai, distribusi beras akan semakin baik.
"Jadi ini kita mau seperti pupuk, mulai hulu ke hilir semua baik. Ekosistem pangan kita sehat, itu mimpi besar kita kalau itu sudah baik Insyaallah ke depan ini akan lebih baik," kata Amran.