Liputan6.com, Jakarta - Sejak pertama kali digelar pada tahun 2000, Piala Dunia Antarklub telah mengalami berbagai evolusi, baik dari segi format, jumlah peserta, hingga lokasi penyelenggaraan. Kini, ajang kompetisi sepak bola klub internasional itu kembali mengalami transformasi besar pada tahun 2025.
Turnamen ini sebelumnya mempertemukan juara dari berbagai konfederasi sepak bola di seluruh dunia, menjadi panggung bagi klub-klub terbaik untuk menguji kualitas mereka di tingkat global.
Namun, perwakilan dari tiap kontinental kini bertambah. Perubahan signifikan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai komersial dan daya saing turnamen, membuka kesempatan lebih besar bagi klub-klub di luar Eropa untuk tampil.
Edisi perdana dengan format baru ini diselenggarakan di Amerika Serikat, menjanjikan tontonan yang lebih meriah dan kompetitif. Salah satunyanya adalah laga puncak yang menghadirkan kemenangan Chelsea atas Paris Saint-Germain.
Simak berbagai fakta menarik mengenai Piala Dunia Antarklub di bawah ini:
Sejarah dan Perjalanan Kompetisi Global
Piala Dunia Antarklub FIFA pertama kali diselenggarakan pada tahun 2000 di Brasil. Edisi perdana ini diikuti oleh delapan tim, termasuk Manchester United sebagai juara Eropa dan Corinthians sebagai tim tuan rumah.
Namun, turnamen tersebut dianggap gagal secara komersial maupun teknis, ditandai dengan minimnya penonton di stadion dan kurangnya antusiasme. Akibatnya, turnamen ini tidak dilanjutkan pada tahun 2001 seperti rencana awal, dengan edisi kedua seharusnya digelar di Spanyol dan diikuti 12 klub peserta.
Pembatalan ini disebabkan oleh kebangkrutan mitra pemasaran FIFA, International Sport and Leisure (ISL). FIFA kemudian menghidupkan kembali turnamen ini pada tahun 2005 di Jepang dengan format baru yang lebih ramping, hanya melibatkan enam juara konfederasi. Sejak saat itu, Piala Dunia Antarklub terus digelar setiap tahun hingga edisi 2023.
Dominasi Tak Terbantahkan Klub Eropa
Sejak format baru diperkenalkan pada tahun 2005, klub-klub Eropa telah mendominasi turnamen ini. Real Madrid menjadi tim tersukses dengan lima gelar juara, diikuti oleh Barcelona dengan tiga gelar.
Klub-klub Eropa biasanya langsung masuk ke babak semifinal karena status mereka sebagai juara Liga Champions UEFA. Mereka seringkali melaju ke final dengan mudah, berkat kualitas skuad, dukungan finansial yang besar, serta pengalaman bermain di kompetisi elit.
Sejak tahun 2012 hingga 2025, hanya klub Eropa yang berhasil keluar sebagai juara. Fakta ini menunjukkan kesenjangan kekuatan antar-benua yang signifikan dalam sepak bola klub.
Momen Kejutan dari Wakil Non-Eropa
Meskipun dominasi Eropa sangat kuat, beberapa klub dari luar Eropa pernah menciptakan kejutan. Pada tahun 2010, TP Mazembe dari Republik Demokratik Kongo menjadi klub Afrika pertama yang berhasil mencapai final.
Mereka mengalahkan Internacional dari Brasil di semifinal, meskipun akhirnya kalah 0-3 dari Inter Milan di final. Pencapaian ini mengejutkan dunia sepak bola dan menunjukkan potensi klub-klub non-Eropa.
Contoh lain termasuk Kashima Antlers (Jepang) pada tahun 2016 dan Al-Ain (Uni Emirat Arab) pada tahun 2018. Keduanya berhasil mencapai final, menunjukkan bahwa klub-klub Asia dan Afrika juga mampu bersaing di panggung dunia, meskipun belum berhasil meraih gelar juara.
Revolusi Format Piala Dunia Antarklub 2025
FIFA telah mengumumkan perubahan besar pada Piala Dunia Antarklub yang akan dimulai pada tahun 2025. Turnamen ini akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali, menyerupai format Piala Dunia antarnegara, dengan jumlah peserta ditingkatkan menjadi 32 klub dari berbagai konfederasi.
Edisi perdana dengan format baru ini akan diselenggarakan di Amerika Serikat dari 14 Juni hingga 13 Juli 2025. Sebanyak 32 tim akan dibagi menjadi delapan grup yang masing-masing terdiri dari empat tim, dengan dua tim teratas dari setiap grup melaju ke babak gugur.
Alokasi slot untuk turnamen piala dunia antarklub 2025 adalah sebagai berikut:
- Eropa (UEFA): 12 tim
- Amerika Selata...