Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masyarakat modern Asia Pasifik yang serba cepat, perempuan semakin dituntut untuk menyeimbangkan berbagai tanggung jawab. Di rumah, di tempat kerja, hingga komunitas mereka.
Tuntutan ini sering kali menyebabkan stres, kurang tidur, dan masalah kesehatan lainnya, termasuk obesitas. Menemukan waktu untuk memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan bisa menjadi tantangan tersendiri.
Namun, ilmu pengetahuan yang sedang berkembang menunjukkan bahwa perubahan kecil yang terinformasi dengan baik dalam kebiasaan sehari-hari, terutama terkait nutrisi, dapat menghasilkan perbaikan yang berarti dan berkelanjutan dalam kesejahteraan.
Cochairperson dan Member Herbalife Nutrition Advisory Board, Dr. Rocio Medina Badiano, mengatakan,"Semakin banyak penelitian yang mendukung pendekatan holistik terhadap kesejahteraan, yang mengintegrasikan nutrisi seimbang, aktivitas fisik yang rutin, tidur yang berkualitas, dan dukungan sosial yang kuat."
Dia menambahkan bahwa pilar-pilar ini tidak hanya saling bergantung, tapi juga menjadi dasar untuk memberdayakan perempuan agar hidup lebih sehat dan lebih penuh makna.
Dengan memahami hubungan antara stres, tidur, dan obesitas, perempuan dapat menciptakan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Stres, Tidur, dan Obesitas: Keterkaitan yang Penting
Hidup di lingkungan bertekanan tinggi seperti di Jakarta menyoroti hubungan penting antara stres, tidur, dan obesitas. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas telah mencapai 37,8 persen.
Di seluruh Asia, tren serupa mulai muncul, dengan lebih dari separuh populasi dewasa di Malaysia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2023.
Di Taiwan, lebih dari 50 persen orang dewasa termasuk dalam kategori ini. Sementara di Korea Selatan, tingkat obesitas terus meningkat, terutama di kalangan pria dan anak-anak, mencapai hampir 20 persen pada kelompok umur 6 hingga 18 tahun.
Penelitian menunjukkan kurang tidur dapat menyebabkan kenaikan berat badan dengan meningkatkan keinginan makan dan menurunkan tingkat energi. Stres kronis juga berdampak buruk pada kesejahteraan mental dan fisik, sehingga lebih sulit menjaga berat badan yang sehat.
Nutrisi Sebagai Pondasi
Nutrisi optimal tetap menjadi inti dari kesehatan preventif. Memprioritaskan makanan padat nutrisi dan utuh dibandingkan pilihan makanan olahan ultra adalah langkah awal yang kuat.
Protein, baik dari daging tanpa lemak, kacang-kacangan, atau sumber nabati seperti tahu, mendukung energi, pemeliharaan otot, dan rasa kenyang.
British Nutrition Foundation mencatat bahwa rata-rata perempuan mengonsumsi protein lebih sedikit dibandingkan pria, yaitu 45 gram per hari dibandingkan 56 gram per hari.
Selain itu, untuk perempuan pra-menopause, asupan zat besi sangat penting karena kehilangan bulanan. Makanan kaya zat besi seperti bayam dan lentil dapat membantu menjaga kadar yang sehat.
Hidrasi juga sama pentingnya, dengan pedoman umum mengonsumsi setidaknya delapan gelas air per hari, ditambah buah dan sayuran yang kaya air.
Pentingnya Olahraga dan Kebiasaan Tidur yang Baik
Aktivitas fisik rutin sangat terkait dengan peningkatan hasil kesehatan. Melakukan minimal 150 menit olahraga dengan intensitas sedang setiap minggu, seperti berjalan atau bersepeda, dapat memberikan manfaat signifikan bagi sistem kardiovaskular, mental, dan metabolisme.
Perempuan yang rutin berolahraga aerobik sering mendapatkan tidur yang lebih baik dengan peningkatan durasi total tidur dan penurunan waktu yang dibutuhkan untuk tertidur.
"Praktik kebiasaan tidur yang baik sama pentingnya. Menjaga jadwal tidur yang konsisten, membangun rutinitas penenangan diri tanpa layar, dan menciptakan lingkungan tidur yang tenang dapat sangat meningkatkan kualitas tidur," kata Dr. Rocio Medina.
Tidur yang restoratif sangat penting untuk mengatur suasana hati, mengelola stres, dan memfasilitasi pemulihan fisik.
Peran Komunitas dan Pengetahuan Bersama
Pemberdayaan perempuan di seluruh Asia Pasifik untuk mengelola kesehatan mereka melalui perubahan gaya hidup yang terinformasi dan terjangkau sangat penting dalam membangun komunitas yang tangguh.
Baik dalam menata ulang pola makan, memprioritaskan hidrasi, bergerak lebih banyak, tidur lebih baik, atau berinteraksi dengan jaringan dukungan.
"Setiap perubahan kecil memberikan kontribusi besar," katanya.