Jakarta, CNBC Indonesia - Munculnya mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/ BEV) asal China, BYD Atto 1 membuat heboh pasar RI. Mobil ini debut di ajang GIIAS 2025, Rabu (23/7/2025) lalu.
Disebutkan, BYD Atto 1 hadir dalam dua varian berbeda, dengan harga on the road (OTR) Jakarta Rp195 juta untuk Dynamic dan Rp235 juta untuk tipe premium. Keduanya berstatus on the road Jakarta.
Munculnya BYD Atto 1 disebut-sebut bakal menggerus pasar segmen mobil ramah lingkungan harga terjangkau (LCGC). Sebagai informasi, LCGC pertama kali diluncurkan pemerintah tahun 2013 silam. Kala itu, harganya masih di bawah Rp100 juta, bahkan ada yang dibanderol Rp76 juta.
Lalu apakah benar BYD Atto 1 akan merangsek pasar LCGC di Indonesia?
Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu membenarkan hal itu bisa saha terjadi. Namun, tidak serta merta dan tidak melanda semua wilayah di Indonesia.
"Munculnya BYD Atto 1 di bawah Rp200 juta akan mengguncang pasar low segment mobil Indonesia, khususnya segmen LCGC. Dengan harga kompetitif, desain dan fitur yang keren, teknologi listrik, jangkauan cukup jauh per charging, kemampuan menembus ganjil-genap di Jakarta dan biaya operasional rendah, Atto 1 menarik bagi pembeli generasi muda pertama kali di perkotaan," kata Yannes kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (5/8/2025).
"LCGC seperti Ayla, Cayla dan Brio kemungkinan tergganggu, terutama di kota besar seperti Jabodetabek dan kota-kota tier-1 lainnya. Karena EV ini selain memberikan tawaran harga setara LCGC, juga menawarkan efisiensi energi dan insentif pajak," tambahnya.
Namun, imbuh dia, LCGC berbahan bakar konvensional/ bensin (ICE) masih akan tetap jadi pilihan konsumen. Terutama di wilayah yang belum memiliki infrastruktur ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) yang mumpuni.
"LCGC ICE konvensional tampaknya akan tetap dilirik di daerah kota-kota tier-2 dan kota-kota kecil dengan infrastruktur charging terbatas dan konsumen dari generasi yang lebih tua (baby boomers dan sebagian gen millenial awal)," ujarnya.
"Pasar tampaknya akan terbagi dengan BEV mendominasi kawasan urban dan LCGC bertahan di periferal kota, kota-kota kecil hingga infrastruktur SPKLU EV merata," jelas Yannes.
Artinya, terang dia, jika Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) semakin tersedia, LCGC dan ICE harus siap menghadapi persaingan dari BEV yang harganya dilego lebih murah
"Tapi pasar masih terbatas pada segmen tertentu dan usia tertentu saja karena masih ada kenala lainnya. Misalnya konsumen middle class masih khawatir mengenai pasar sekunder BEV yang anjok berat akibat pasar bekas BEV masih belum jelas dan berkembang dengan lambat," kata Yannes.
Pabrikan Buka Suara
Sebelumnya, Marketing & Customer Relation Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono mengatakan, kehadiran pemain baru seperti BYD Atto 1 bakal membuat pasar lebih hidup kembali, yakni merangsang keinginan masyarakat dalam membeli kendaraan baru.
"Pasti dengan kondisi market otomotif Indonesia yang sedang turun, tentunya kita berharap dengan banyak maker baru dan model baru bisa menambah gairah di pasar otomotif Indonesia. Masing-masing varian dan brand pasti memiliki strategi, dan target pasarnya," kata Tri saat ditemui wartawan di ajang GIIAS 2025, belum lama ini.
"Namun jika kita berbicara secara umum, harapannya memang ini kita sambut baik bersama dan menggairahkan pasar otomotif Indonesia supaya lebih tumbuh," lanjutnya.
Daihatsu, sambungnya, pun akan membuka peluang adopsi elektrifikasi di Indonesia.
"Tentunya kita melihat adopsi dari elektrifikasi di Indonesia di segmen dengan harga di bawah Rp 200 juta seperti apa, harus kita lihat kembali penerimaannya seperti apa, karena selama ini bermainnya di segmen yang tinggi," ujarnya.
"Jadi kita sama-sama melihat dan studi, dengan kisaran di bawah Rp 200 juta adopsinya terhadap elektrifikasi seperti apa, kita masih akan lihat bersama," ucap Tri.
Hal senada disampaikan Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Jap Ernando Demily menilai, hadirnya BYD Atto 1 bakal mendongkrak pasar otomotif yang tengah tidak bergeliat.
"Karena kalau marketnya nambah dan industri dibangun di Indonesia, Indonesia sejahtera, kalau Indonesia sejahtera, kita sejahtera. Jadi kita berharap marketnya nambah," tutur Ernando ditemui di GIIAS dikutip Rabu (30/7/2025).
"Agya punya loyalis, jadi masing-masing punya spesifik market," sebut Ernando.
Seperti diketahui, Daihatsu memproduksi LCGC Ayla dan Sigra. Sedangkan Toyota memiliki Agya dan Calya.
Foto: BYD memperkenalkan kendaraan barunya BYD Atto 1 di Internasional Auto Show (GIIAS) 2025 DI Tangerang, Banten, Rabu (23/7/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
BYD memperkenalkan kendaraan barunya BYD Atto 1 di Internasional Auto Show (GIIAS) 2025 DI Tangerang, Banten, Rabu (23/7/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BYD Luncurkan Mobil Listrik Baru Seharga Rp 195 Juta, Ini Bentuknya