Jakarta (ANTARA) - Mata bintitan atau dalam istilah medis dikenal dengan sebutan hordeolum merupakan benjolan kecil menyerupai jerawat atau bisul yang tumbuh di tepi kelopak mata. Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan mengganggu penampilan penderitanya.
Selama ini, masyarakat kerap mengaitkan bintitan dengan mitos hobi mengintip orang lain. Padahal, secara medis, penyebab mata bintitan dapat dijelaskan melalui mekanisme infeksi dan penyumbatan kelenjar minyak pada kelopak mata.
Infeksi bakteri sebagai penyebab utama
Penyebab utama mata bintitan adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini secara alami memang hidup di kulit manusia, namun dapat menimbulkan infeksi ketika masuk ke dalam kelenjar minyak melalui celah kulit yang terluka atau rusak.
Infeksi tersebut mengakibatkan kelenjar tersumbat dan menimbulkan peradangan, sehingga muncul benjolan pada kelopak mata. Umumnya bintitan hanya muncul pada salah satu mata, tetapi dalam beberapa kasus dapat mengenai kedua mata sekaligus atau lebih dari satu benjolan pada satu kelopak.
Jenis bintitan berdasarkan letaknya
Secara medis, bintitan terbagi menjadi dua jenis berdasarkan letak infeksinya.
1. Hordeolum internal
Bintitan ini terjadi ketika kelenjar meibom tersumbat. Benjolan biasanya tumbuh di bagian dalam kelopak mata, sehingga perlu membuka kelopak untuk melihatnya dengan jelas.
2. Hordeolum eksternal
Jenis ini terjadi akibat infeksi pada kelenjar zeis atau moll di pangkal bulu mata. Benjolan mengarah ke luar dan dapat muncul baik di kelopak atas maupun bawah.
Kondisi ini berbeda dengan kalazion, yaitu benjolan di kelopak mata yang tidak menimbulkan rasa nyeri. Pada bintitan, keluhan nyeri menjadi ciri khas yang paling umum dirasakan penderita.
Faktor risiko dan kondisi medis terkait
American Academy of Ophthalmology menjelaskan, bintitan lebih sering dialami orang dewasa dibanding anak-anak. Hal ini disebabkan produksi minyak yang lebih banyak, sehingga risiko penyumbatan kelenjar pun meningkat.
Selain faktor usia, sejumlah kebiasaan dan kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko bintitan, di antaranya:
- Menyentuh mata dengan tangan yang kotor.
- Menggunakan kosmetik yang sudah kedaluwarsa atau tidak dibersihkan sebelum tidur.
- Memakai lensa kontak yang tidak steril.
- Mengalami peradangan kronis pada kelopak mata (blefaritis).
- Menderita rosacea, yaitu penyakit kulit yang menyebabkan wajah mudah memerah.
Bukan penyakit menular
Mitos yang menyebutkan bahwa bintitan bisa menular hanya dengan melihat penderita adalah keliru. Faktanya, bintitan bukanlah penyakit menular. Namun, bakteri penyebabnya dapat menyebar melalui kontak langsung, misalnya menyentuh benjolan dengan tangan kemudian menyentuh area mata orang lain.
Baca juga: 8 penyebab mata bintitan dan cara mengatasinya secara alami
Baca juga: Kurang bersih saat hapus riasan mata dapat sebabkan penyakit hordeolum
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.