Jakarta (ANTARA) - Minuman kemasan, seperti soda, jus buah, teh manis, dan minuman boba, telah menjadi pilihan populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kehadiran minuman ini memang praktis dan menyegarkan, sehingga mudah menarik minat banyak orang dari berbagai usia.
Namun, konsumsi berlebihan terhadap minuman kemasan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan yang serius. Lantas, apa saja dampak negatifnya jika mengonsumsi minuman ini secara berlebihan? Simak penjelasannya.
5 risiko jika mengonsumsi minuman kemasan berlebihan
1. Obesitas dan diabetes tipe 2
Minuman kemasan umumnya mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan. Gula berlebih ini tidak hanya menambah kalori, tetapi juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan faktor utama penyebab diabetes tipe 2. Menurut penelitian, konsumsi 1-2 gelas minuman manis setiap harinya dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 26 persen.
Baca juga: 8 dampak negatif minuman manis berwarna bagi kesehatan anak sekolah
2. Penyakit jantung dan hati
Konsumsi gula berlebih dapat memicu peradangan dalam tubuh, meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan menurunkan kolesterol HDL (kolesterol baik). Kondisi ini berisiko menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat memicu penyakit jantung. Selain itu, fruktosa dalam minuman manis dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, yang berpotensi menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol.
3. Kerusakan gigi dan gangguan pencernaan
Kandungan gula dalam minuman manis dapat menyebabkan kerusakan gigi. Bakteri di mulut mengonsumsi gula dan menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi, sehingga berpotensi menimbulkan gigi berlubang. Selain itu, beberapa jenis minuman kemasan mengandung kafein atau zat aditif lainnya yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan, seperti peningkatan asam lambung.
4. Gangguan fungsi ginjal
Minuman kemasan yang tinggi gula dan pengawet dapat memberikan tekanan ekstra pada ginjal untuk menyaring zat-zat tersebut dari darah. Kebiasaan mengonsumsi minuman ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan pola makan tinggi natrium.
5. Risiko kanker
Konsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya kanker, terutama kanker payudara. Sebuah penelitian menyatakan bahwa konsumsi minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko munculnya kanker secara umum, kecuali kanker paru-paru, kanker prostat, dan kanker usus besar.
Baca juga: Pahami bahaya konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan
Batas konsumsi aman gula yang disarankan
Menurut Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, asupan gula harian tidak lebih dari 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan per hari. Batasan ini ditetapkan untuk menjaga keseimbangan nutrisi sekaligus mencegah risiko penyakit akibat konsumsi gula berlebih.
Untuk anak-anak, batas konsumsi gula tentu lebih rendah, yakni sekitar 12-25 gram per hari atau setengah dari batas konsumsi orang dewasa. Ketentuan ini penting diperhatikan karena kebutuhan energi anak berbeda dan tubuh mereka lebih rentan terhadap dampak buruk gula berlebih.
Tips mengurangi konsumsi minuman kemasan
• Batasi konsumsi minuman manis, terutama yang mengandung banyak gula tambahan.
• Gantilah minuman manis dengan air putih, infused water, atau jus buah segar tanpa tambahan gula.
• Perhatikan label gizi pada kemasan minuman untuk mengetahui kandungan gula dan kalori.
• Konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Dengan demikian, mengurangi konsumsi minuman kemasan yang tinggi gula menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Kebiasaan ini dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mengurangi beban kerja organ tubuh.
Selain itu, pembatasan konsumsi minuman kemasan juga bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas, hingga gangguan jantung. Upaya sederhana ini dapat menjadi investasi kesehatan jangka panjang.
Baca juga: Benarkah alkohol bisa bikin perut buncit?
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.