Peternak memeriksa sarang lebah madu trigona.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir setiap sore, lelaki yang suka mengenakan ikat kepala itu memeriksa kotak-kotak kayu yang tersusun rapi di lingkungan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Hal itu dilakukan untuk memastikan kotak-kotak kayu yang disebutnya sebagai "apartemen" lebah tersebut berisikan koloni lebah. Lebih dari 10 tahun, lelaki yang memiliki nama lengkap Prof Ahmad Sulaeman itu bergelut dengan lebah.
Ketertarikannya pada lebah berawal dari ayat Alquran, tepatnya Surat An-Nahl ayat 68, yang berbunyi,
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
wa auḥā rabbuka ilan-naḥli anittakhiżī minal-jibāli buyụtaw wa minasy-syajari wa mimmā ya’risyụn
Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.
Penafsir Alquran Abdurrahman as-Sa'di menjelaskan kandungan ayat tersebut sebagai berikut:
Pada penciptaan binatang lebah yang mungil ini, yang Allah berikan petunjuk kepadanya dengan petunjuk yang mengagumkan, dan Dia memudahkan habitat makanannya, lantas kembali ke sarang sarangnya yang ia renovasi berdasarkan arahan dan petunjuk dari Allah kepadanya, kemudian mengeluarkan dari perut perutnya madu lezat yang beraneka warna, sesuai dengan latar belakang tanah dan habitatnya, yang mana pada madu itu terdapat penyembuh bagi umat manusia dari banyak penyakit, maka semua ini menjadi bukti kesempurnaan perhatian Allah dan kesempurnaan sifat kelembutanNya kepada para hambaNya, dan bahwa Dialah Dzat yang tidak patut ada pihak selainNya yang dicinta dan diseru dalam doa.
Makna tersirat
Guru Besar bidang keamanan dan gizi IPB itu memaknai bahwa secara tersirat ada perintah dari Allah memelihara lebah. Ada fardu kifayah atau kewajiban bersama untuk memelihara lebah yang dari dalam perutnya keluar cairan bermanfaat bagi manusia.
Lebah yang yang dibudidayakan di "apartemen" itu adalah jenis trigona yang tanpa sengat (stingless bee), yakni Tetraganula biroi, Heterotrigona itama, dan Tetraganula laeviceps.
sumber : Antara