RI tekankan tatanan berbasis hukum internasional di WTO ke Jerman

10 hours ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia Arif Havas Oegroseno menekankan pentingnya tatanan berbasis hukum internasional dalam penyelesaian perundingan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai subsidi sektor perikanan.

Pernyataan tersebut disampaikan Wamenlu Havas dalam diskusi publik bertajuk “Pandangan Kebijakan Luar Negeri Jerman di Indo-Pasifik” di Jakarta, Rabu, yang turut dihadiri Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul.

“Hal lain yang ingin saya soroti adalah nilai inti yang kita bagi bersama, yakni pentingnya tatanan berbasis hukum internasional. Ini adalah prinsip yang sangat penting. Namun tantangannya, saat ini kita menyaksikan bahwa hukum internasional mulai dibelokkan atau dimanipulasi,” kata Wamenlu Havas.

Havas menuturkan, ada pihak-pihak yang berhasil menyisipkan dua frasa “praktik historis” dalam proses negosiasi subsidi di WTO. Ia menuturkan WTO tampaknya tidak sepenuhnya memahami dinamika geopolitik di kawasan Indonesia, atau mungkin di bagian dunia mana pun.

Namun, entah bagaimana, WTO kini sedang membahas kemungkinan bagi suatu negara untuk memberikan subsidi kepada nelayan mereka di wilayah yang berada di luar yurisdiksi nasionalnya, selama mereka dapat membuktikan adanya "praktik historis".

“Bagi Indonesia, praktik historis kami bahkan dapat ditelusuri hingga abad ke-2. Saya tidak tahu bagaimana dengan Jerman, tetapi menurut saya ini merupakan ancaman yang sangat serius,” ujar Havas.

Oleh karena itu, ia meminta agar tim perunding Jerman yang terlibat aktif dalam negosiasi subsidi perikanan di WTO, untuk dapat meninjau kembali pembahasan tersebut.

“Sebab, meskipun kita sering menekankan pentingnya hukum internasional, dalam proses perumusannya, terkadang kita tidak benar-benar memahami dampak dari apa yang sedang dinegosiasikan oleh para perwakilan kita,” tutur Havas.

Konferensi Tingkat Menteri ke-12 WTO di Jenewa, Swiss pada 2022, telah menyepakati dua dari tiga pilar mengenai subsidi perikanan. Pilar 1 tentang IUU Fishing (Illegal Unreported Unregulated Fishing) dan Pilar 2 tentang Overfishstock. Dalam perjanjian tersebut, kesepakatan subsidi perikanan dianggap sebagai langkah maju yang besar bagi keberlanjutan laut dengan melarang subsidi perikanan yang merugikan.

Indonesia belum meratifikasi perjanjian tersebut karena bertentangan dengan sejumlah undang-undang, yang salah satunya, pada Pasal 18 UU 7/2016 itu disebutkan bahwa “Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya menyediakan prasarana Usaha Perikanan dan Usaha Pergaraman”.

Jika perjanjian WTO disahkan dan atau disepakati, maka pemerintah Indonesia tidak lagi memiliki kewenangan untuk memberikan dukungan atau subsidi dalam bentuk apapun kepada nelayan.

Baca juga: WTO revisi pertumbuhan perdagangan barang Global 2026 jadi 1,8 Persen

Baca juga: RI dan Selandia Baru targetkan kerja sama dagang Rp58,3 T pada 2029

Baca juga: Wamenlu: Tarif Trump sepatutnya digugat negara terdampak ke WTO

Baca juga: Wamenlu sebut akan bawa masalah bea masuk biodiesel oleh UE ke WTO

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article