1 day ago
4
DOKTER Subspesialis Jantung Anak Piprim Basarah Yanuarso menyatakan tidak akan pindah ke Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP Fatmawati. Dia menegaskan prosedur mutasinya dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta ke Rumah Sakit Umum Pusat atau RSUP Fatmawati bermasalah.
Meski dia tak lagi bisa menerima pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan di RSCM akibat pembekuan akun praktik BPJS miliknya, Piprim menyatakan tidak ada niat berpindah praktik ke RS Fatmawati. “Buat saya enggak ada opsi ke Fatmawati. Enggak ada,” ucap Piprim kepada Tempo melalui sambungan telepon pada Ahad, 24 Agustus 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Meski begitu, Piprim mengaku dia tak mempermasalahkan RS Fatmawati sebagai institusi pelayanan kesehatan. Namun, yang dia persoalkan adalah keputusan mutasi yang dianggapnya tidak sesuai prosedur. Dia menilai ada penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power dalam keputusan pemindahannya dari RSCM ke RS Fatmawati.
Saat ini, Piprim tengah menunggu hasil gugatannya ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN. Menyitir Sistem Informasi Penelusuran Perkara PTUN Jakarta, gugatan Piprim tercantum dalam nomor perkara 238/G/2025/PTUN.JKT. “Ini kami sudah ongoing PTUN. Kalau saya menang, saya balik lagi ke RSCM. Kalau saya kalah, saya akan keluar dari ASN (Aparatur Sipil Negara),” ujar dia.
Bagi Piprim, mutasi ASN sebetulnya hal yang wajar. Tetapi mutasi bisa menjadi tidak wajar apabila ada prinsip-prinsip meritokrasi yang dilanggar. Dia pertama kali tahu bahwa dirinya dimutasi justru dari orang lain. Piprim menerima informasi itu dari tangkapan layar WhatsApp orang lain yang sudah beredar.
“Kemudian mutasi itu aneh, awalnya yang mengeluarkan mutasi Direktorat Jenderal Pelayanan Rujukan,” ujar dia. “Walaupun kemudian mereka mengeluarkan untuk saya itu Surat Keputusan Mutasi dari Sekretariat Jenderal.”
Piprim pun tetap menolak mutasi dadakan tanpa adanya mekanisme lolos butuh maupun pemberitahuan sebelumnya.
Adapun dua hari lalu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini mengumumkan tak lagi bisa melayani pasien peserta BPJS Kesehatan di RSCM Jakarta. Piprim menyebut keputusan itu merupakan konsekuensi dari penolakannya terhadap mutasi yang dinilai tidak prosedural dari Kementerian Kesehatan.
“Dengan berat hati saya mengumumkan mulai hari ini tidak bisa lagi melayani putra-putri bapak ibu yang sakit jantung di RSCM, baik di PJT maupun Kiara,” kata Piprim dalam unggahan Instagram pribadinya, @dr.piprim, Jumat, 22 Agustus 2025.
Piprim bilang kini akun praktik BPJS miliknya di RSCM telah ditutup. Dengan demikian, ia tak bisa lagi menerima pasien BPJS di rumah sakit nasional itu. “Saya menolak dengan tegas cara-cara yang melanggar asas meritokrasi terhadap seorang ASN. Akibatnya, akun saya dibekukan untuk melayani BPJS,” kata dia.
Adapun meski direksi rumah sakit memintanya tetap melayani pasien di poli swasta RSCM Kencana, layanan itu hanya bisa diakses dengan biaya mandiri sekitar Rp 4 juta per kunjungan, termasuk pemeriksaan echocardiography. “Artinya, bapak ibu yang putra-putrinya ingin dilayani oleh saya harus membayar dengan tarif swasta. Bisa saja biayanya mencapai ratusan juta rupiah,” ujar Piprim.
Direktur Utama RSCM Jakarta Supriyanto Dharmoredjo mengatakan pernyataan Piprim soal dirinya tidak bisa lagi melayani pasien anak dengan cover BPJS Kesehatan di rumah sakit tersebut tendensius. Supriyanto menyebut Piprim seolah memojokkan rumah sakit itu.
“RSCM itu seakan-akan tidak menerima pasien BPJS. Tapi tidak begitu,” ucap Supriyanto kepada Tempo pada Ahad, 24 Agustus 2025.
Dia menjabarkan, pemerintah memiliki kebijakan manajemen talenta yang memungkinkan mutasi pegawai. Maka dari itu, mutasi Piprim dari RSCM ke RS Fatmawati yang selama ini menjadi persoalan merupakan hal yang biasa terjadi. Manajemen talenta itu, kata Supriyanto, untuk menjamin pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit bisa merata. “Sehingga justru yang potensial atau bagus, itu digeser untuk mengembangkan di Fatmawati,” tutur dia.
Penugasan baru bagi Piprim bertujuan supaya aksesibilitas masyarakat—terutama Jakarta Selatan—bisa terjaga dengan baik. “Supaya pelayanan bisa terurai, enggak menumpuk di RSCM,” ujar Supriyanto.
Adapun menurut keterangan Kementerian Kesehatan, Piprim telah dimutasi ke RS Fatmawati sejak April 2025. Piprim diminta untuk mulai bertugas di RS Fatmawati per Mei 2025.
Supriyanto menjelaskan bahwa Piprim juga sudah diberikan masa transisi selama tiga bulan untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai pemberi pelayanan sekaligus tenaga pendidik di RSCM. “Tetapi nampaknya yang bersangkutan itu merasa bahwa (mutasi) itu hukuman. Nah, itu yang jadi masalah,” kata Supriyanto.
Ia menilai Piprim tidak taat kepada keputusan atasan. Dia menyebut bahwa selama masa transisi, Piprim seharusnya melapor ke atasan baru di RS Fatmawati. “Tapi yang bersangkutan dipanggil berkali-kali enggak mau lapor. Nah, intinya pembangkangan lah.”
Ihwal penolakan mutasi, Supriyanto menekankan bahwa Piprim bukanlah pejabat fungsional utama. Piprim merupakan pembina muda/Golongan IV c. Dengan demikian, Supriyanto menekankan Piprim seharusnya tunduk pada keputusan yang dibuat oleh atasannya.
