Liputan6.com, Jakarta - La Liga kembali merilis batas gaji klub-klub pesertanya, menunjukkan dinamika finansial yang kontras antara dua raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.
Penyesuaian ini berdampak langsung pada kemampuan klub dalam merekrut dan mempertahankan pemain bintang di bursa transfer. Perubahan batas gaji ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan strategi finansial dan prospek kompetitif klub di masa depan.
Data terbaru mengungkapkan bahwa batas gaji Barcelona mengalami penurunan, sementara Real Madrid justru terus mencatatkan peningkatan walau sedikit.
Situasi ini mencerminkan kondisi keuangan masing-masing klub yang berbeda, dipengaruhi oleh pendapatan, pengeluaran, serta kebijakan transfer. LaLiga menerapkan aturan ketat untuk memastikan keberlanjutan finansial klub.
Sistem batas gaji ini dihitung berdasarkan pendapatan yang dianggarkan klub dikurangi pengeluaran non-olahraga, pembayaran utang, dan kerugian dari musim sebelumnya.
Regulasi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas finansial dan mencegah klub terjerat utang berlebihan, sekaligus menciptakan persaingan yang lebih sehat di liga, lantas bagaimana rincian salary cap terbaru duo klub raksasa LaLiga?
Marcus Rashford tampil sensasional bersama Barcelona dengan mencetak dua gol cepat saat menghadapi Newcastle United di St James’ Park. Comeback manis Rashford di Inggris ini membuat Barcelona pulang dengan kemenangan 2-1.
Fluktuasi Batas Gaji Barcelona dari Musim ke Musim
Barcelona menghadapi tantangan finansial yang kompleks dalam beberapa musim terakhir, tercermin dari fluktuasi batas gaji mereka.
Pada September 2023, batas gaji klub anjlok drastis menjadi 270 juta euro dari 648 juta euro di Februari 2023, sebuah penurunan signifikan yang mencapai 379 juta euro.
Penurunan ini berlanjut pada Februari 2024, di mana batas gaji Barcelona kembali merosot menjadi 204 juta euro. Kondisi ini disinyalir akibat dampak krisis COVID-19 yang belum sepenuhnya pulih, ditambah beban finansial dari beberapa kebijakan transfer, termasuk pembelian Vitor Roque.
Meskipun demikian, ada secercah harapan pada September 2024, ketika batas gaji Barcelona melonjak menjadi 426 juta euro, meningkat 57 persen dari musim sebelumnya.
Peningkatan ini dikaitkan dengan upaya perbaikan finansial melalui penjualan pemain bergaji tinggi dan kesepakatan sponsor baru.
Namun, tren positif ini tidak bertahan lama. Pada September 2025, batas gaji Barcelona kembali turun menjadi 351 juta euro.
Penurunan sebesar 112 juta euro ini disebabkan oleh keputusan auditor yang menghapus nilai kontrak sewa kursi VIP dari laporan keuangan klub, menunjukkan volatilitas keuangan yang masih tinggi.
Konsistensi Peningkatan Batas Gaji Real Madrid
Berbeda dengan Barcelona, Real Madrid menunjukkan stabilitas finansial yang luar biasa, tercermin dari peningkatan batas gaji yang konsisten.
Pada September 2023, batas gaji mereka ditetapkan sebesar 727 juta euro, menjadikannya yang tertinggi di La Liga. Angka ini naik dari 683 juta euro pada Februari 2023.
Stabilitas ini berlanjut hingga Februari 2024, dengan batas gaji Real Madrid tetap di angka 727 juta euro.
Klub ibu kota ini terus mempertahankan posisi sebagai tim dengan kemampuan belanja tertinggi di liga, memberikan keunggulan kompetitif dalam bursa transfer.
Peningkatan batas gaji Real Madrid terus berlanjut pada musim-musim berikutnya. Pada September 2024, angka tersebut mencapai 755 juta euro, dan kembali naik menjadi 761 juta euro pada September 2025. Kenaikan ini menegaskan dominasi finansial Real Madrid di kancah sepak bola Spanyol.
Konsistensi peningkatan ini menunjukkan manajemen keuangan Real Madrid yang kuat dan sumber pendapatan yang stabil. Hal ini memungkinkan mereka untuk terus berinvestasi pada skuad berkualitas tinggi tanpa melanggar aturan finansial La Liga.
Implikasi Perbedaan Batas Gaji bagi Kedua Klub
Perbedaan mencolok dalam batas gaji antara Barcelona dan Real Madrid memiliki implikasi besar bagi strategi kedua klub. Real Madrid dengan batas gaji yang jauh lebih tinggi memiliki keleluasaan finansial untuk merekrut pemain bintang dan menawarkan kontrak yang lebih menggiurkan.
Sebaliknya, Barcelona harus lebih berhati-hati dan kreatif dalam mengelola keuangan mereka. Penurunan batas gaji memaksa klub untuk menjual pemain dengan gaji tinggi, memangkas biaya operasional, atau mencari sumber pendapatan baru agar tetap kompetitif di kancah domestik dan Eropa.
Selisih batas gaji yang seringkali mencapai dua kali lipat atau lebih antara kedua klub ini menciptakan ketidakseimbangan kekuatan finansial di La Liga. Ini secara tidak langsung dapat memengaruhi persaingan di lapangan dan dominasi di bursa transfer.
Kondisi ini menyoroti pentingnya manajemen keuangan yang sehat dalam sepak bola modern. Bagi Barcelona, tantangan untuk kembali ke puncak finansial menjadi prioritas utama demi mengembalikan kejayaan klub di level domestik maupun Eropa.