Lebak (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf menyebut Sekolah Rakyat menjadikan prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk mencetak generasi emas 2045 dari anak - anak kurang mampu.
"Kita sebagai pembantu Presiden harus menjalankan gagasan beliau untuk menyukseskan Program Sekolah Rakyat," kata Mensos Siefullah Yusuf saat peresmian Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak di Lebak, Jumat.
Program Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo untuk pemerataan pendidikan dari keluarga miskin bisa melanjutkan di Sekolah Rakyat.
Kehadiran program Sekolah Rakyat dapat mencetak generasi emas yang berkualitas dengan memiliki pendidikan yang baik, sehingga dapat memutus mata rantai kemiskinan.
Baca juga: Warga Lebak apresiasi Sekolah Rakyat bantu anak keluarga tak mampu
Karena itu, Sekolah Rakyat ada tiga kunci gagasan Presiden Prabowo, yakni pertama memuliakan wong cilik atau memuliakan kaum dhuafa yang kurang beruntung dan belum terkover proses pembangunan.
Mereka kurang mampu dalam statistik keluarga miskin ekstrem, sehingga Sekolah Rakyat itu dapat melahirkan Generasi Emas 2045.
Kedua, kata Mensos, menjangkau yang belum terjangkau dengan banyaknya saudara yang belum dan tidak sekolah serta berpotensi putus sekolah.
Diperkirakan anak usia sekolah mulai tingkat SD, SMP dan SMA sekitar 3 juta anak lebih tidak sekolah, putus sekolah dan berpotensi putus sekolah.
Karena itu, Sekolah Rakyat dapat menjangkau yang belum terjangkau bagi anak-anak yang belum sekolah, putus sekolah dan berpotensi putus sekolah.
Ia mengatakan kunci ketiga Sekolah Rakyat memungkinkan yang tidak memungkinkan, karena banyak anak putus harapan, karena tak menyadari orang tuanya tak mampu menyekolahkan anaknya.
Dengan Sekolah Rakyat itu tentu memberikan harapan dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang baik. "Untuk itu, memungkinkan yang tidak mungkin bagi anak-anak bisa diterima di Sekolah Rakyat," katanya.
Ia mengatakan ketiga kunci Sekolah Rakyat itu bisa dipahami bahwa Sekolah Rakyat jangan disamakan dengan sekolah umum lainnya yang mengedepankan akademik. Sekolah Rakyat itu mengedepankan dari keluarga miskin ekstrem dan rentan miskin desil 1 dan 2.
Oleh sebab itu, anak anak yang diterima di Sekolah Rakyat tidak ada titipan dari kepala daerah, legislatif, hingga Kapolres dan lainnya.
Siswa Sekolah Rakyat itu berdasarkan hasil seleksi petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
"Kita berharap anak-anak sekolah di sini , nantinya ada yang menjadi presiden, menteri hingga gubernur lewat pendidikan Sekolah Rakyat itu," kata Mensos.
Mensos mengatakan sebuah inspirasi yang patut dicontoh bagi siswa SMRA 34 Kabupaten Lebak adalah Gubernur Banten Andra Soni, dimana Andra Soni dari keluarga tidak mampu ekonomi, bahkan pernah menjadi sopir angkot hingga pekerja serabutan.
Namun, ia bekerja keras untuk menimba ilmu pendidikan hingga kini menjabat Gubernur Banten. "Kami berharap anak-anak Sekolah Rakyat bisa menjadi inspirasi perjalanan Pak Gubernur Banten itu," kata Gus Ipul.
Baca juga: Banten ajukan tambahan lokasi Sekolah Rakyat ke Kemensos
Baca juga: Pemkab Lebak siapkan lahan 10 hektare untuk Sekolah Rakyat
Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni mengatakan bahwa pemerintah daerah mengajukan enam kota/kabupaten memiliki Sekolah Rakyat, terlebih lahan di Banten begitu luas.
Saat ini di Provinsi Banten baru ada Sekolah Rakyat rintisan di Kabupaten Lebak dan Tangerang Selatan. Sekolah Rakyat rintisan itu memanfaatkan gedung -gedung pemerintah setempat.
Sekolah Rakyat itu salah satu untuk memutus mata rantai kemiskinan, seperti yang dikatakan Presiden Prabowo, jangan sampai orang tuanya penarik becak dan anaknya menjadi penarik becak.
"Kami berharap semua daerah di Banten memiliki Sekolah Rakyat untuk membangun Generasi Emas 2045," katanya.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.