Liputan6.com, Jakarta - Konser Simfoni untuk Indonesia tahun ini kembali digelar. Konser tersebut digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Sabtu (2/8). Konser Simfoni Untuk Indonesia pada tahun ini bertajuk 8 dekade musik Indonesia.
Avip Priatna hadir sebagai konduktor sekaligus direktur musik. Bersama dengan Jakarta Concert Orchestra, Avip menggandeng bintang-bintang Indonesia. Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children's Choir Armonia Choir, Farman Purnama hinggga Isyana Sarasvati turut memeriahkan konser tersebut.
Konser ini membawakan karya-karya dari musisi ternama Indonesia dari masa ke masa. Mulai dari lagu yang menggambarkan perjalanan sejarah, semangat juang, cinta Tanah Air, hingga wajah musik Indonesia di masa kini. Sesuai dengan temanya, konser akan dimulai dari musik di tahun 1945 sampai 2025.
Diketahui bahwa konser ini sudah ada sejak tahun 2010. Dengan adanya Simfoni Untuk Indonesia ini diharapkan dapat menjaga dan melestarikan musik Indonesia, namun dengan gaya masa kini.
Musisi Erwin Gutawa bersama Maruarar Sirait menggelar Konser Orkestra Simfoni Cinta di Teater Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis malam. Cinta tanah air dan kebhinekaan jadi tema konser.
Pemilihan Lagu yang Dibawakan
Karya-karya dari musisi Indonesia dari masa ke masa hadir dalam konser ini. Mulai Ismail Marzuki, Ibu Sud, Bing Slamet, Bimbo, Koes Plus, Rhoma Irama, Titiek Puspa, Kahitna, Chrisye, Project Pop, hingga Sheila on 7 turut dibawakan.
Dalam pertimbangannya di pemilihan lagu yang akan dibawakan, Avip Priatna mengatakan bahwa sangat sulit untuk menentukan itu dikarenakan banyakanya deretan lagu.
"Yang kami pertimbangkan adalah, pada dekade itu lagu apa, sih, yang bisa dikatakan sebagai pelopor atau sesuatu yang bikin berbeda dari musik yang sebelumnya," ujar Avip sang konduktor di press conference Simfoni Untuk Bangsa 2025 Sabtu (2/8/2025).
Persiapan yang Matang
Berdasarkan penuturan Karen perwakilan dari Batavia Madrigal Singers, persiapan untuk konser ini sudah berlangsung sejak lama. Perbincangan perihal lagu yang akan dibawakan sudah terjadi sejak awal tahun 2025.
"Satu dekade bisa 10 lagu, jadi ada sekitar 80 sampai 90 lagu. Kita sortir lagi, sortir lagi, sortir lagi, kalau nggak bisa sampai 10 jam konsernya," kata Karen.
Ia juga menambahkan bahwa penyortiran lagu sangat ketat. Bukan karena satu lagu ini lebih bagus atau lebih sulit, tetapi benar-benar ingin merepresentasikan satu dekade tersebut.
Wadah Untuk Generasi Muda
Avip Priatna mengungkapkan bahwa Simfoni Untuk Indonesia merupakan ruang bagi komposer dan arranger muda untuk berkreasi lewat lagu-lagu yang dibawakan di konser ini.
Avip memberi kebebasan untuk berkreasi dan menyalurkan ide-ide yang mereka punya. "Jadi, ya, kami memberikan kebebasan. Jadi memberikan sebuah warna baru," tegasnya.