MENTERI Sosial Saifullah Yusuf mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan 15 ribu unit laptop atau komputer jinjing guna mendukung pembelajaran siswa sekolah rakyat. Jumlah itu disesuaikan dengan total target siswa per September 2025.
Untuk jangka pendek, jumlah siswa sekolah rakyat diperkirakan baru mencapai 9.700 orang per 15 Agustus 2025. "Satu siswa, satu laptop," kata Saifullah Yusuf saat meninjau Sekolah Rakyat Menengah Atas 10 Jakarta, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 9 Agustus 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Saifullah Yusuf atau sering disapa Gus Ipul, sejak diluncurkan pada 14 Juli 2025, kini jumlah sekolah rakyat yang beroperasi mencapai 67 titik di seluruh Indonesia. Pada tahap pertama, Gus Ipul menargetkan 100 sekolah rakyat diluncurkan, sehingga kini masih ada 33 sekolah rakyat yang akan menyusul.
Belum tuntas target itu, Kementerian Sosial terus mengejar peluncuran sekolah rakyat di luar sasaran tersebut. "Pada September nanti, jika sarana-prasarananya sudah siap, maka akan tambah lagi 59 titik. Dengan begitu, secara keseluruhan nanti akan ada lebih dari 15.000 siswa rakyat sekolah rintisan."
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu menuturkan, kendala utama dalam operasional program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu adalah sarana prasarana. Selain laptop, Gus Ipul menyebut pemerintah juga belum membagikan seragam sekolah hingga tempat tidur secara merata.
Dia mengatakan belum mengetahui rincian nilai pengadaan laptop untuk 15 ribu siswa sekolah rakyat. "Kira-kira nanti proses pengadaan pemerintah transparan dan saya sudah perintahkan untuk melakukan pengadaan dengan transparan, memenuhi ketentuan, dan tidak boleh ada penyimpangan," ujarnya menjanjikan. Ia pun mengestimasi siswa sekolah rakyat yang berada di garis kemiskinan itu bisa menerima laptop antara bulan Agustus hingga September.
Sebelumnya Gus Ipul menjelaskan, tunjangan laptop itu diproyeksikan untuk mendukung pembelajaran berbasis digital. Dia merencanakan sekolah rakyat kelak memiliki baseline mapping atau peta dasar yang di dalamnya mencakup kebugaran fisik serta kondisi kesehatan siswa.
Secara terpisah pada Selasa, 1 Juli 2025, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Mohammad Nuh menjelaskan pemetaan potensi siswa berbasis kecerdasan buatan bertujuan agar pembelajaran lebih tepat sasaran dan sesuai karakteristik anak.
Dia juga berujar pemetaan berbasis AI (artificial intelligence) dapat meningkatkan potensi anak hingga 744 persen sebagaimana penelitian dari Nebraska University, Amerika Serikat. “Lewat pemetaan potensi berbasis AI ini, dapat diketahui siapa yang jenius dan di bidang apa. Sehingga, nanti anak-anak dari sekolah ini akan teridentifikasi dari awal, termasuk gurunya teridentifikasi,” tuturnya dalam rapat di Kantor Kementerian Sosial, Salemba, Jakarta Pusat.