Seoul (ANTARA) - Jaksa khusus Korea Selatan (Korsel) pada Jumat (1/8) gagal membawa mantan presiden yang digulingkan, Yoon Suk-yeol, untuk diperiksa.
Tim Penasihat Independen Min Joong-ki dalam sebuah pesan menyatakan bahwa surat perintah penangkapan terhadap Yoon tidak dapat dieksekusi karena "penolakan keras" dari Yoon yang sedang ditahan.
Sebelumnya pada hari yang sama, seorang asisten penasihat khusus, seorang jaksa penuntut, dan seorang penyidik dikirim ke Pusat Penahanan Seoul, di mana Yoon ditahan atas tuduhan pemberontakan setelah pemberlakuan darurat militer singkat pada Desember lalu.
Presiden yang dimakzulkan itu berulang kali menolak panggilan dari jaksa khusus untuk hadir dan memberikan keterangan. Surat perintah penangkapan Yoon diterbitkan pada Kamis (31/7).
Yoon dan istrinya diduga menerima jajak pendapat gratis dari pialang politik independen, Myung Tae-kyun, menjelang pemilihan presiden 2022 dengan imbalan pencalonan ilegal seorang mantan anggota parlemen Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) dalam pemilihan sela parlemen pada tahun tersebut.
Yoon juga diduga membuat pernyataan palsu dalam pemilihan presiden pendahuluan pada 2021 terkait dugaan keterlibatan istrinya dalam manipulasi harga saham, yang dianggap sebagai pelanggaran undang-undang pemilu.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.