Liputan6.com, Jakarta Mpok Citra Plasenta mulai dikenal luas setelah menjuarai ajang SUCI Playground. Meski namanya kini populer sebagai komika, ia tetap menjalani keseharian seperti biasa, berjualan pecel keliling di kawasan Jakarta Timur. Pekerjaan itu sudah lama menjadi sumber penghasilan utamanya untuk menafkahi lima anaknya, sejak sang suami memilih pergi meninggalkannya.
Selain kisah hidupnya, potret rumah Mpok Citra juga menarik perhatian publik. Melalui kanal YouTube @kikysaputriofficial, Kiky Saputri sempat mengunjungi rumahnya. Dari depan, rumah tersebut terlihat sederhana dengan kanopi seng. Bagian dalamnya memanjang ke belakang, menggunakan rangka kayu dengan atap seng. Di lantai atas, ruang tidur sekaligus difungsikan sebagai area bersantai.
Secara keseluruhan, rumah Mpok Citra bisa dikategorikan sebagai rumah semi-permanen yang sederhana namun tetap menjadi tempat nyaman bagi dirinya dan anak-anaknya.
Tampilan depan rumah: atap seng, pintu hijau, dan jemuran gantung
Foto pertama menampilkan bagian depan rumah dengan kanopi seng gelombang dan kusen-kusen kayu, terlihat pintu kayu berwarna hijau yang kontras dengan dinding papan, serta teras kecil yang berfungsi sebagai zona transisi dari gang ke dalam rumah, sementara di sisi kiri tampak tumpukan papan bekas yang kemungkinan disimpan sebagai material cadangan.
Terdapat bentangan tali jemuran dengan gantungan baju di dekat ambang pintu yang menandakan strategi hemat ruang, cara ini memanfaatkan area ternaungi agar pakaian terhindar dari hujan tiba-tiba, dan pada dinding tergantung kain/karpet kecil yang sekaligus menjadi dekor sederhana serta penahan debu.
Tampak atas: sambungan material campuran dan keteduhan pohon
Pada foto kedua, atap seng memanjang berundak memperlihatkan sambungan material yang praktis, sementara bagian dinding lantai atas terlihat memakai campuran papan, lembaran metal, dan panel penutup, menunjukkan renovasi bertahap sesuai kebutuhan dan keterjangkauan.
Keberadaan pohon rindang di sisi depan memberi keteduhan alami, daun menaungi atap sehingga membantu menurunkan panas ruangan pada siang hari, sekaligus menjadi penghalang silau yang cerdas tanpa harus menggunakan pelindung tambahan.
Ruang tengah: rangka kayu terbuka dan sekat tirai
Masuk ke bagian dalam pada foto ketiga, struktur rangka kayu terekspos menjadi karakter utama, dengan satu bohlam yang menggantung sebagai sumber cahaya umum dan lantai yang terlihat dari material semen lama.
Sekat ruang bukan berupa dinding kaku melainkan tirai kain, sehingga area bisa diubah dari ruang keluarga menjadi ruang tidur atau penyimpanan sewaktu-waktu.
Area multifungsi: pengait helm, panci dinding, dan sirkulasi barang
Foto keempat memperlihatkan pilar rangka yang dimanfaatkan maksimal, helm, panci, dan berbagai peralatan digantung pada paku dan kait di balok, membuat sirkulasi barang menjadi vertikal bukan horizontal sehingga lantai tetap lega.
Tirai berpola menjadi “pintu” untuk kamar atau gudang, dan di sisi lain terdapat tas-belanja kain serta gantungan alat dapur, menunjukkan bahwa setiap permukaan, mulai dari pilar hingga sisi lemari, disulap sebagai tempat simpan untuk mengurangi kebutuhan lemari baru.
Tempat cuci piring: dinding bata ekspos, ember, dan wajan legendaris
Foto keenam menyorot sudut tempat cuci piring bernuansa rustic dengan dinding bata ekspos dan beberapa ember plastik untuk cuci dan tampung air, sementara alat masak seperti wajan besar digantung pada dinding sehingga mudah diraih dan cepat kering setelah dicuci.
Peralatan dasar, saringan, baskom, sendok besar, terkumpul dalam satu area yang rendah dan mudah diakses, menandakan workflow memasak yang sederhana tetapi efektif, mengandalkan gravitasi, gantungan, dan ember sebagai stasiun kerja multifungsi.