TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila atau BPIP mendorong adanya sinergi antara pendidikan Pancasila dengan pelajaran agama di sekolah-sekolah untuk memperkuat karakter anak bangsa. Langkah ini dilakukan agar nilai-nilai Pancasila tidak hanya diajarkan secara teoritis, tetapi juga melekat dalam keseharian siswa melalui pendekatan lintas kurikulum, termasuk pelajaran agama.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengatakan pendekatan ini bukan bersifat indoktrinatif melainkan mendorong dialog dan partisipasi aktif siswa. "30 persen itu materi akademiknya, 70 persen itu praktik lapangan," kata dia dalam Rapat Koordinasi Nasional bertajuk Pembentukan Karakter Anak Bangsa melalui Efektivitas Penerapan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama yang digelar pada Kamis, 31 Juli 2025, di JS Luwansa, Jakarta.
Sementara Wakil Kepala BPIP Rima Agristina menambahkan bahwa pendekatan ini sejalan dengan metode deep learning dan pembelajaran berbasis cinta. Ia mengatakan integrasi nilai Pancasila bisa dilakukan lintas mata pelajaran. "Belajar bahasa Inggris pun itu pertanyaannya bisa terkait dengan Pancasila," kata Rima.
Adapun Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP, Surahno, menekankan bahwa penerapan kurikulum ini juga menyesuaikan dengan nilai-nilai lokal dan agama. "Bahwa nilai-nilai tradisi, nilai-nilai agama, nilai kearifan lokal itu diserahkan kepada guru masing-masing," ujar dia.
Ia berharap nilai-nilai tersebut ditanamkan lintas generasi sebagai fondasi menyongsong Indonesia Emas 2045. "Sehingga nanti harapan kita, pelajaran Pancasila ini bukan cuma berdiri sederhana di buku utama, tapi bisa juga diinsersi di berbagai mata pelajaran, khususnya pelajaran agama," kata Surahno.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyatakan keterbukaan terhadap usulan BPIP itu. "Ya itu kan nanti bisa dibicarakan secara teknis oleh tim penyusun soal ya. Tapi ya itu saya kira gagasan yang bagus," ujar Mu'ti seusai acara. Ketika ditanya apakah nilai Pancasila memungkinkan masuk ke dalam soal, ia menjawab, "Ya mungkin saja, mungkin saja."
Pilihan Editor: Pentingnya Pendidikan Keberagaman Agama
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini