Wacana Pilkada tak Langsung Disebut Sebagai Cacat Berpikir dan Inkonstitusional

18 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Wacana Pilkada tak Langsung Disebut Sebagai Cacat Berpikir dan Inkonstitusional ilustrasi.(MI)

WACANAN pengembalian pemilihan kepala daerah (pilkada) tidak langsung dimunculkan kembali oleh Partai Golkar. Hal itu mendapat kritik Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Peneliti Perludem Annisa Alfath menilai usulan itu sebagai langkah mundur yang tidak bisa dibenarkan secara hukum maupun akal sehat.

"Ini cacat berpikir dan bertentangan dengan prinsip dasar demokrasi,” ujarnya saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (7/12).

Annisa menegaskan, gagasan tersebut jelas inkonstitusional. UUD 1945 mengatur kedaulatan berada di tangan rakyat, bukan pada DPRD. Putusan Mahkamah Konstitusi 135/PUU-XXII/2024 pun menyatakan pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota harus dilakukan serentak dengan pemilihan DPRD.

"Mengubah mekanisme itu sama saja melanggar konstitusi,” katanya.

Ia menyoroti konteks kemunculan wacana yang kembali dinaikkan di tengah proses revisi UU Pemilu yang masuk Prolegnas 2025 dan menjadi prioritas pembahasan pada 2026. Menurutnya, celah untuk memasukkan pasal selundupan selalu muncul saat elite politik membahas aturan yang mengatur permainan mereka sendiri.

"Risiko manipulasi besar. Karena itu pembahasan tidak boleh tertutup atau kilat seperti KUHP/KUHAP,” tegas Annisa.

Selain pilkada, Annisa mengingatkan bahwa rekayasa isi UU Pemilu dapat membuka jalan bagi skenario yang lebih ekstrem, termasuk presiden dipilih oleh DPR. Ia menyebut hal itu bukan lagi wacana liar ketika politik elektoral dikendalikan sepenuhnya oleh elite.

"Jika politisi semakin terang-terangan membuat aturan demi kepentingan mereka dan koalisi besar, skenario itu mungkin saja terjadi,” katanya.

Ia menilai wacana pilkada tidak langsung justru berpotensi memicu kemarahan publik. Bagi Annisa, masyarakat sudah berkali-kali menolak upaya pelemahan demokrasi, dan perubahan mekanisme pilkada merupakan bentuk paling jelas dari perampasan hak memilih.

"Ini bisa memicu gelombang protes. Peristiwa Agustus bisa terulang,” ujarnya mengingatkan.

Ia mendesak pemerintah dan pembentuk undang-undang untuk kembali pada arah demokrasi yang benar. Ia menekankan bahwa UU Pemilu harus disusun berdasarkan kebutuhan publik, bukan untuk mengamankan kekuasaan segelintir pihak.

“Tugas mereka mendengar rakyat, bukan menggiring agenda yang merugikan rakyat,” katanya.

Lebih jauh, ia menilai waktu kemunculan wacana tersebut menunjukkan kurangnya kepekaan pemerintah.

"Saat darurat di Sumatra saja belum ditangani dengan baik, justru muncul ide-ide yang merusak demokrasi. Ini menunjukkan nir empati terhadap situasi negara,” ujar Annisa Alfath. (Far/P-3)

Read Entire Article