Istanbul (ANTARA) - Thailand mendesak pembentukan misi pencari fakta independen kepada PBB terkait dugaan penggunaan ranjau darat baru di sepanjang perbatasan dengan Kamboja, pada pertemuan ke-22 Negara-Negara Pihak dalam Konvensi Larangan Ranjau Anti-Personel di Jenewa.
Thailand telah menggunakan "setiap mekanisme bilateral dengan itikad baik" untuk menangani masalah ranjau dengan Kamboja, ujar Menteri Luar Negeri Sihasak Phuangketkeow pada konvensi yang berakhir pada Jumat, sebut media penyiaran publik Thai PBS.
"Jika suatu negara pihak dapat menanam ranjau baru dan begitu saja menyangkalnya tanpa konsekuensi, apa yang akan terjadi setelah korban berikutnya?" ujarnya.
Sihasak mendesak Sekretaris Jenderal PBB untuk menggunakan wewenangnya dalam memfasilitasi misi pencari fakta independen tersebut seraya mengatakan bahwa hal itu adalah "cara yang paling adil, paling efektif, dan paling transparan ke depan."
"Langkah ini akan mendepolitisasi masalah ini dan menunjukkan bahwa prosedur Konvensi dapat menegakkan integritasnya ketika diuji," tambahnya.
Sementara itu, delegasi Kamboja yang dipimpin oleh Menteri Senior Ly Thuc mengeluarkan pernyataan yang menolak klaim Thailand bahwa Kamboja sedang memasang ranjau baru di sepanjang perbatasan.
“Klaim yang tidak berdasar seperti ini tidak mendukung perdamaian,” demikian pernyataan tersebut, yang mendesak adalah kembali kepada “semangat yang membangun Konvensi ini: Kemitraan, Dialog, dan Komitmen Bersama untuk melindungi kehidupan, memulihkan perdamaian, dan membangun dunia yang lebih aman bagi generasi mendatang.”
"Kamboja menegaskan bahwa forum ini tidak seharusnya menjadi ajang peradilan atau konfrontasi politik, tetapi tetap menjadi ruang bagi negara-negara pihak untuk bekerja dengan itikad baik, saling menghormati, dan menyelesaikan perbedaan dengan dialog yang damai dan konstruktif," kata pernyataan itu.
Ketegangan antara kedua negara tetangga tersebut meningkat bulan lalu setelah Thailand menangguhkan pakta perdamaian antara kedua belah pihak menyusul empat tentara Thailand terluka dalam ledakan ranjau darat di provinsi perbatasan Si Sa Ket.
Kedua negara telah menandatangani perjanjian damai di hadapan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur pada Oktober 2025.
Kamboja dan Thailand sepakat untuk melakukan gencatan senjata tanpa syarat pada 28 Juli dalam pertemuan trilateral yang diselenggarakan oleh Anwar setelah berminggu-minggu permusuhan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia desak Kamboja, Thailand selesaikan sengketa secara damai
Baca juga: Thailand akan bersihkan ranjau darat, ASEAN diminta jadi saksi
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.






















:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5388734/original/056573700_1761129677-Zicky_soal_stroke.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369745/original/043897200_1759479019-Screenshot__72_.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5346204/original/017615400_1757581335-20250909_111844.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5354573/original/075950200_1758257804-20250917_142736.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5376868/original/047746000_1760063007-WhatsApp_Image_2025-10-10_at_09.10.41.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387338/original/089453500_1761038093-IMG-20251021-WA0093__1_.jpg)





:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5349424/original/065581400_1757922127-IMG-20250915-WA0141.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381831/original/067004200_1760518881-IMG-20251015-WA0140.jpg)


