
DALAM sepekan terakhir, gempa bumi akibat pergerakan Sesar Lembang terjadi. Yang terbaru terjadi pada Selasa (19/8) pukul 11.41 WIB.
Sebelumnya, Sesar Lembang sempat menunjukkan aktivitasnya pada Kamis (14/8) dengan Magnitudo 1,8 berpusat di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Titik koordinatnya berada di 6.81 Lintang Selatan 107.53 Bujur Timur.
Kali ini, gempa magnitudo 2,3 terjadi di area perkebunan warga Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, pada koordinat 6,82 LS dan 107,49 BT.
Hasil analiasa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik ini memiliki kedalaman 10 kilometer dengan skala intensitas II-III MMI di daerah Cisarua, Bandung Barat.
Gempa dirasakan hingga wilayah Kota Cimahi dan sekitarnya. Namun belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut.
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu mengatakan jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar aktif di wilayah setempat.
"Memang di sekitar Sesar Lembang kurang lebih 500 meter sebelah utaranya sesar Lembang ada segmen Cimeta. Kita belum bisa simpulkan itu dari sesar Lembang karena baru satu kejadian," ungkapnya.
Sementara itu, Penyelidik Bumi Madya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Supartoyo menduga peristiwa gempa yang terjadi berasal dari sesar Lembang.
Ia menjelaskan, lokasi episentrum gempa tak mesti harus tetap di garis sesar karena bisa jadi di bawah tanah justru berbelok dan punya sistem sendiri.
"Iya itu gempa dari Sesar Lembang. Meski koordinatnya tak tepat di garis lurus, tapi bisa jadi kan itu berbelok-belok dan punya segmen-segmen sendiri," ungkapnya.
Diakuinya, rangkaian guncangan gempa bumi Sesar Lembang dengan magnitudo tergolong kecil bisa dikatakan cukup positif karena resikonya tidak akan sebesar seperti kejadian di Cianjur.
"Saya melihat tren pelepasan energi pelan-pelan ini cukup positif ketimbang langsung berkekuatan besar di Cianjur. Meski begitu, masyarakat harus tetap waspada dan paham langkah-langkah mitigasinya," jelasnya.