RUU BPIP, Muhadjir: Sebagai Falsafah dan Ideologi Sudah Seharusnya Diatur dalam UU

23 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

INFO NASIONAL – Badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat (Baleg DPR) masih terus melakukan pendalaman terkait penyusunan Rancangan Undang-Undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP). Penyusunan ini merupakan upaya meningkatkan payung hukum BPIP dari level peraturan presiden (Perpres) menjadi UU. Peningkatan payung hukum ini dinilai dibutuhkan BPIP untuk memperkuat lembaga yang berdiri berdasarkan Perpres Nomor 7 Tahun 2018 ini.

“Sebagai falsafah dan ideologi bangsa, sudah seharusnya masalah introduksi, edukasi, sosialisasi, dan internasilasi Pancasila diatur di dalam undang-undang,” kata Ketua PP Muhammadiyah bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal, Muhadjir Effendy kepada Tempo. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya meningkatkan payung hukum BPIP menurut Peneliti Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro, antara lain guna memperkuat kembali pemahaman terkait sila-sila Pancasila di tengah masyarakat. Dia melihat, lunturnya pemahaman masyarakat akan sila-sila maupun nilai-nilai Pancasila terkait erat dengan mencuatnya beberapa permasalahan yang berujung tidak adanya sosok yang bisa dijadikan teladan berperilaku bagi masyarakat. “Kalau diperbanyak teladan, masyarakat tidak kehilangan arah untuk mencontoh," kata Siti yang juga Pengajar Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah Jakarta. 

Peneliti Ahli Utama BRIN Siti Zuhro. Dok. ANTARA/HO-UMM

Oleh karena itu, upaya pembentukan UU BPIP yang kini masih dirumuskan rancangan undang-undangnya oleh Baleg harus bisa revolusioner. "Bagaimana membumikan (Pancasila), siapa yang membumikan. Masyarakat jangan hanya dicekoki, apa konkretnya? Sehingga tidak mengawang-awang," kata profesor riset bidang politik dan pemerintahan ini.

Termasuk, lanjut dia, terobosan yang perlu menjangkau sekolah-sekolah seiring upaya penguatan pemahaman Pancasila juga harus dilakukan di lembaga pendidikan formal. Siti lantas mendorong, lima sila Pancasila diturunkan secara nyata oleh BPIP. Sebagai contoh, sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan religiusitas warga negara. 

"Kemudian, (sila kedua) Kemanusiaan Yang Adil Beradab itu dalam maknanya, lalu sila ketiga apa yang bisa diturunkan dari Persatuan Indonesia, (misalkan) menyangkut prinsip hidup berdampingan secara damai, tak ada lagi politisasi toleransi, politisasi identitas hanya untuk kepentingan berkuasa," kata Siti.

Apabila disahkan, UU BPIP juga harus memastikan tak memunculkan pro dan kontra. Maka, masyarakat harus diberi pemahaman memadai mengenai UU tersebut. Dia pun mendorong pembahasan RUU BPIP melalui sosialiasasi dan kajian mendalam mengenai relevansi, signifikansi, urgensi hingga aspek menyangkut dampak-dampak yang akan ditimbulkan.

Pembahasan naskah akademik menyangkut upaya merumuskan RUU BPIP juga harus didiskusikan melibatkan pakar - pakar terkait. Pihak perguruan tinggi juga dilibatkan untuk memberikan kontribusi pemikiran kepada Baleg DPR dalam merumuskan RUU BPIP.

Siti Zuhro pun berpesan agar pembahasan mengenai perumusan RUU BPIP tak tergesa-gesa lantaran bersinggungan langsung dengan ideologi negara. "Jadi harus ada kedalaman tidak disembunyi-sembunyikan, apa kepentingan ini diundang-undangkan dan harus ada sense of belonging atau rasa memiliki. Bukan punya BPIP saja karena usernya masyarakat luas, ada keterlibatan sejak awal," kata Siti. (*)

Read Entire Article