Jakarta -
Menteri Investasi Rosan P Roeslani mengungkap adanya ketimpangan dalam investasi energi baru dan terbarukan (EBT). Rosan menjelaskan, kapasitas EBT dan investasi diproyeksi akan terus mengalami peningkatan.
"Pada tahun 2023, penambahan kapasitas energi terbarukan secara global diperkirakan meningkat sebesar 36% hingga mencapai 536 gigawatt (GW). Investasi global pada energi terbarukan dan bahan bakar mencapai rekor tertinggi baru sebesar US$ 623 miliar atau meningkat 8,1% dari tahun ke tahun," kata Rosan dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Dia mengatakan, pengembangan di bidang EBT masih sangat timpang. Kemajuan teknologi dan investasi terutama terjadi di China, Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"China terus memimpin arus masuk investasi energi terbarukan, menyumbang 44% dari total investasi, diikuti oleh Eropa sebesar 21%, dan Amerika Serikat sebesar 15%. Amerika Latin, Afrika, dan Asia, kecuali China, hanya mewakili 18% dari total penambahan meskipun mewakili lebih dari dua pertiga populasi global," jelasnya.
Dia mengatakan, negara-negara berkembang seperti Indonesia sering menghadapi tantangan dalam pengembangan EBT. Tantangan tersebut di tersebut di antaranya infrastruktur yang tidak memadai hingga hambatan dalam memperoleh pembiayaan.
"Negara-negara berkembang seperti Indonesia sering menghadapi tantangan tersendiri ketika beralih ke energi terbarukan. Kendala yang umum terjadi adalah infrastruktur yang tidak memadai, kebutuhan investasi awal yang besar, dan hambatan untuk memperoleh pembiayaan," jelas dia.
(acd/kil)