Produk Makanan Olahan RI Unjuk Daya Saing di Pasar Jepang

Konimex dan Mendag Budi Santoso resmi ekspor wafer dan biskuit ke Jepang.(Dok. PT Konimex)

PRODUK lokal kian menunjukkan daya saingnya di pasar internasional setelah berhasil memasuki pasar Jepang yang dikenal memiliki standar keamanan pangan paling ketat di dunia. 

Jumat (5/12), Menteri Perdagangan Budi Santoso secara resmi melepas ekspor produk makanan olahan berupa wafer Chocomiana dan biskuit Bringz Lumière ke Jepang, di pabrik Konimex Group di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Pelepasan ekspor ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat posisi Indonesia sebagai negara produsen produk bernilai tambah yang mampu bersaing di pasar internasional. Jepang dinilai menjadi salah satu target penting mengingat ketatnya standar regulasi keamanan pangan dan tingginya ekspektasi konsumen di negara tersebut.

Group Chief Strategy Officer Konimex Edward Joseof menyampaikan pelepasan ekspor ke Jepang merupakan capaian penting bagi pihaknya. Hal ini karena produk yang diekspor tersebut telah melalui proses verifikasi ketat dan memenuhi seluruh persyaratan pasar Jepang, yang dikenal sebagai salah satu pasar paling selektif di dunia. 

"Ini menjadi validasi penting karena produk Indonesia mampu berdiri sejajar dengan produk global lainnya,” ujarnya dalam keterangan resmi. 
 
Selama lebih dari lima dekade, Konimex berkembang sebagai perusahaan fast moving consumer goods (FMCG) dan healthcare nasional yang berfokus pada kualitas, inovasi, serta pemenuhan standar regulasi. Portofolio produknya meliputi kategori obat-obatan, confectionery, perawatan pribadi, suplemen kesehatan, dan produk berbahan natural.

Sejumlah produk Konimex telah dipasarkan di beberapa negara Asia Tenggara, seperti Vietnam, Myanmar, Kamboja, Filipina, dan Malaysia. Di beberapa pasar tersebut, sejumlah produk berhasil memperoleh posisi yang cukup kuat.

Ke depan, perusahaan berencana memperluas kategori produk dan mengeksplorasi pasar potensial dengan tingkat pertumbuhan positif. Seperti menyasar akses pasar Kanada. Dengan adanya kerja sama perdagangan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA), dapat membuka peluang peningkatan akses pasar, penyesuaian tarif, serta potensi kolaborasi yang lebih luas bagi pelaku ekspor nasional.

Edward menegaskan dukungan pemerintah khususnya Kementerian Perdagangan menjadi katalis bagi Konimex untuk terus mendorong penetrasi ke pasar-pasar berstandar tinggi. (Ins/E-1)