Liputan6.com, Jakarta Komika sekaligus aktor Mongol Stres ikut terlibat dalam film horor bertajuk Gereja Setan. Bukan cuma sebagai pemain, ia juga membantu dalam hal riset data untuk mendalami isi cerita.
Mongol Stres memiliki kontribusi cukup besar di balik layar, khususnya riset seputar sekte dan pengikutnya. Hal ini karena dirinya memiliki pengalaman pribadi yang berkaitan dengan tema film tersebut.
"Senang pasti lah, saya bukan hanya pemain saja, tapi sebagai tim data. Butuh data yang banyak film ini dan saya yang bantu," ujar Mongol di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025) malam.
Film Gereja Setan mengangkat kisah tentang komunitas sekte sesat yang eksis di berbagai negara. Meski begitu Mongol menegaskan film ini tidak bertujuan untuk mempromosikan kelompok tersebut.
Perihal Gereja Setan
"Gereja setan adalah salah satu komunitas sekte yang tidak benar, berkecimpung di banyak negara Amerika, Eropa dan Australia. Indonesia ada tapi pergerakan mereka masih underground, maka diangkat ke film. Kami tidak mempromosikan komunitas sekte ini tapi memberi aware ke semua orang bahwa bahayanya komunitas ini," jelasnya.
Di film ini Mongol berperan sebagai Hendrik, pimpinan sebuah sekte. Mongol mengaku tidak sulit memerankan karakter tersebut karena pernah terlibat langsung dalam kehidupan serupa di masa lalu.
Saya Mantan Anggota Sekte
"Nggak usah didalemin, kan saya mantan anggota sekte. Namanya di film Hendrik, gua nggak casting diajak main di sini. Set ruangan ritualnya juga gua yang turun tangan menempatkan ornamen-ornamennya. Karena gua yang paling tau," ungkapnya.
Menurutnya, bahaya sekte sesat bukan hal sepele. Ia menyebut ajaran kelompok ini bisa membuat seseorang meragukan keyakinan bahkan menjauh dari Tuhan.
Mencari Tuhan
"Bahayanya yang dihantem semua agama. Sampai bikin kita gak percaya sama Tuhan, kalau gak yakin buat apa kau beragama. Yang dipertahankan iman kalau udah remuk buat apa," ucapnya.
Mongol menambahkan, film ini memberikan pelajaran penting bagi penontonnya. Ia ingin masyarakat lebih bijak dan waspada terhadap penyimpangan.
"Film ini banyak pelajarannya apa yang dilakukan buat mereka mencari Tuhan," Mongol Stres menukas.