Paradoks Persatuan Umat dalam Haji dengan Kenyataan Umat yang Terpecah

1 month ago 21
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Image Heni Nuraeni

Eduaksi | 2025-06-17 08:58:28

Oleh : Heni Nuraeni

Momen haji ini memang seyogyanya menjadi momen persatuan yang bisa menyatukan umat Islam sedunia, karena hari Arafah dan menyembelih kurban sama persis dengan yang dilakukan para haji di tanah haram.
Mengapa masih saja mengalami perbedaan? Apakah hal ini layak menjadi perdebatan hanya karena faktor cuaca dan wilayah teritorial?
MABIMS (Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) didirikan pada 1988 untuk menyatukan penentuan awal bulan hijriah, khususnya Idul fitri dan Idul adha, guna memperkuat solidaritas umat Islam di Asia Tenggara. Namun, perbedaan penetapan Idul adha 1446 H/2025—Indonesia pada 6 Juni dan Malaysia pada 7 Juni—mengungkap kelemahan organisasi ini (suaramuhammadiyah.id, 1/6/2025)
Gemuruh wilayah Timur-Tengah karena banyaknya konflik seperti genosida di Palestina hanyalah upaya dan bagian dari rencana Barat dalam membingkai umat Islam agar memikirkan diri sendiri dengan sekat nasionalisme. Penjajah berhasil menaklukkan negeri-negeri Muslim dengan tanpa peperangan, bahwa wilayah ‘perang’ di Timur-Tengah disebabkan karena perang saudara atau isu kemanusiaan semata. Padahal semata-mata Barat menginginkan umat Islam terpecah belah. Terlebih di wilayah yang tempatnya jauh dari Timur-Tengah, seperti Asia.

Persatuan umat hanya akan menjadi paradoks dalam ibadah haji, namun terus bersimbah darah dalam perpecahan di kehidupan nyata. Betapa menyedihkan dan memalukan, umat Islam di Timur-Tengah khususnya Palestina telah banyak berkorban bahkan nyawanya sendiri untuk menjaga tanah suci umat Islam. Lalu, masihkah umat Islam di bagian wilayah lain dengan santai menengahi perang ini dengan solusi two nation state (solusi dua negara)? Sungguh, Muslim yang baik tidak akan jatuh dalam perangkap yang sama.

Rasulullah Saw sudah memperingatkan dalam khutbahnya saat Haji Wada’, “Wahai segenap manusia! Sesungguhnya Tuhanmu adalah Esa (Satu), dan nenek moyangmu adalah satu. Semua kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang yang bukan Arab melainkan dengan takwa itulah. Dan jika seorang budak hitam Abyssinia sekalipun menjadi pemimpinmu, dengarkanlah dia dan patuhlah padanya selama ia tetap menegakkan Kitabullah.”

Oleh sebab itu, tidak ada perbedaan antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain jika mereka memiliki akidah yang sama, yaitu akidah Islam. Dan Islam akan kuat saat mereka bersatu seperti satu tubuh.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Perumpamaan kaum Mukmin dalam hal kasih-sayang, saling mencintai dan saling membantu adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan tidak bisa tidur,” (HR Muslim). Maka sudah tidak heran, jika Muslim Palestina adalah saudara dengan Muslim di Indonesia atau Malaysia.

Jika siapa saja sesama Muslim meminta pertolongan dalam membela agama, maka wajib menolongnya. “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka adalah bangunan yang kokoh.” (QS ash-Shaff [61]: 4)

Sayangnya, persatuan sejati hanya dapat terwujud dalam kepemimpinan global (Khilafah), yang menyatukan umat dalam satu tubuh dan tujuan. Momen Iduladha ini seharusnya bisa memberi pemantik untuk bertakwa hanya kepada Allah SWT bukan pada penjajah dengan melaksanakan syariat Islam, bukan hanya pada aspek ritual saja, tapi juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Wallahu'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article