Jakarta (ANTARA) - Terapi bekam di bagian kepala kian diminati masyarakat sebagai metode pengobatan alternatif untuk meredakan berbagai keluhan seperti sakit kepala, migrain, hingga stres. Teknik ini dipercaya mampu melancarkan peredaran darah, mengurangi ketegangan otot, serta memberikan efek relaksasi yang membantu tubuh lebih rileks.
Meski menawarkan sejumlah manfaat, prosedur ini juga menyimpan risiko yang tidak bisa diabaikan. Jika tidak dilakukan oleh terapis berpengalaman atau dalam kondisi tidak steril, bekam kepala dapat menyebabkan infeksi, iritasi kulit, hingga pusing berlebihan setelah terapi.
Manfaat bekam kepala
Beberapa kalangan meyakini bahwa bekam kepala dapat memberikan efek positif bagi kesehatan, di antaranya:
• Meredakan migrain dan sakit kepala melalui peningkatan sirkulasi darah dan pengurangan ketegangan otot di sekitar kepala.
• Mengurangi stres dan ketegangan mental, karena rangsangan pada titik bekam dipercaya dapat memicu pelepasan hormon endorfin.
• Meringankan pegal di leher dan pundak, terutama bagi mereka yang kerap duduk lama atau mengalami postur tubuh yang kurang ideal.
Sejumlah praktisi terapi alternatif menyebutkan bahwa manfaat ini bisa dirasakan dengan syarat prosedur dilakukan secara tepat dan higienis.
Baca juga: WHO denda Rp500 juta untuk pengobatan alternatif seperti bekam, pijat obat herbal, benarkah?
Risiko yang harus diwaspadai
Meski terlihat sederhana, terapi bekam di kepala memiliki sejumlah risiko medis, terutama bila dilakukan tanpa pengawasan tenaga profesional. Beberapa efek samping yang mungkin terjadi antara lain:
• Memar, kulit kemerahan, hingga perdarahan ringan di area yang dibekam.
• Pusing, mual, dan kelelahan berlebih usai prosedur, akibat reaksi tubuh terhadap tekanan negatif.
• Infeksi kulit atau penularan penyakit darah seperti hepatitis dan HIV, jika peralatan tidak disterilkan dengan baik.
• Perdarahan di dalam kepala (hematoma intrakranial), meski sangat jarang, dapat terjadi apabila titik bekam tidak tepat atau dilakukan terlalu kuat.
• Risiko stroke ringan hingga gangguan saraf, terutama bila terdapat tekanan pada area sensitif kepala.
• Gangguan psikologis seperti kecemasan, terutama bagi pasien yang sensitif terhadap darah atau nyeri.
Dalam beberapa laporan kasus, terapi ini bahkan dikaitkan dengan komplikasi serius seperti abses otak dan penurunan kesadaran, terutama bila tidak dilakukan secara aman.
Baca juga: Personel Brimob manjakan diri dengan jasa bekam, usai tugas pengamanan
Siapa yang sebaiknya tidak melakukan bekam kepala?
Terapi bekam di kepala tidak disarankan untuk kelompok tertentu, antara lain:
• Penderita gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia.
• Individu yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
• Ibu hamil, anak-anak di bawah usia 4 tahun, dan lansia dengan kondisi kulit rapuh.
• Penderita anemia berat, penyakit kulit aktif, atau riwayat stroke dan penyakit jantung.
• Orang dengan gangguan epilepsi atau gangguan saraf lainnya.
Baca juga: Bekam tanduk masih menjadi pilihan pengobatan
Tips aman melakukan bekam kepala
Bagi masyarakat yang tertarik mencoba terapi ini, sejumlah langkah pencegahan perlu diperhatikan:
1. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui apakah kondisi tubuh memungkinkan dilakukan bekam.
2. Pilih terapis bersertifikat dan profesional yang menggunakan peralatan steril dan mengikuti prosedur higienis.
3. Segera hentikan terapi jika timbul gejala tidak biasa seperti nyeri hebat, pendarahan, atau tanda-tanda infeksi.
Dengan demikian, bekam kepala memang menawarkan manfaat tertentu bagi kesehatan, seperti membantu meredakan nyeri dan stres. Namun, di balik manfaat tersebut, terapi ini tetap memiliki potensi risiko yang bisa berdampak serius apabila dilakukan tanpa pengawasan atau oleh tenaga yang kurang profesional.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk bersikap bijak dan berhati-hati sebelum memilih terapi ini. Konsultasi medis, pemilihan tempat terapi yang terpercaya, serta pemahaman akan kondisi tubuh masing-masing menjadi langkah penting dalam menjaga keamanan dan efektivitas terapi bekam.
Baca juga: 8 manfaat bekam, pengobatan Sunnah Rasulullah untuk kesehatan tubuh
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.