Jakarta (ANTARA) - Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya (Chikungunya virus/CHIKV), yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini telah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Afrika, Eropa, hingga wilayah Amerika, serta sejumlah pulau di Samudra Hindia dan Pasifik.
Di Indonesia, kasus chikungunya kerap meningkat saat musim penghujan tiba, seiring dengan meningkatnya populasi nyamuk. Meski umumnya tidak menyebabkan kematian, penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang melemahkan, seperti demam tinggi dan nyeri sendi yang dapat berlangsung berbulan-bulan. Hingga kini, belum tersedia vaksin maupun obat antivirus khusus untuk mengatasi penyakit ini.
Oleh karena itu, pencegahan menjadi langkah utama yang sangat penting guna menghindari risiko penularan. Berikut ini adalah sejumlah langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit chikungunya:
Baca juga: 50 warga Yaman meninggal akibat demam cikungunya
1. Menghindari gigitan nyamuk
Langkah paling efektif mencegah penularan virus chikungunya adalah dengan menghindari gigitan nyamuk, khususnya pada siang hari, saat nyamuk Aedes aktif menggigit. Masyarakat disarankan untuk:
- Menggunakan kelambu saat tidur, terutama bagi anak-anak dan bayi.
- Mengoleskan losion anti nyamuk ke kulit yang tidak tertutup pakaian.
- Mengenakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang, terutama saat beraktivitas di luar rumah.
2. Mengelola lingkungan untuk mengurangi sarang nyamuk
Nyamuk Aedes berkembang biak di genangan air bersih yang tidak mengalir. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin dengan cara:
- Menguras dan membersihkan tempat penampungan air minimal seminggu sekali.
- Menutup rapat tempat penampungan air seperti drum, bak mandi, dan toren.
- Mendaur ulang atau menyingkirkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban bekas, atau botol yang dapat menjadi tempat genangan air.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan tidak ada air yang tergenang di sekitar rumah.
Baca juga: Masyarakat diimbau giatkan 4M cegah chikungunya pada musim pancaroba
3. Menutup akses nyamuk ke dalam rumah
Untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:
- Memasang kawat kasa atau jaring nyamuk pada jendela dan ventilasi.
- Menggunakan semprotan nyamuk atau obat pengusir nyamuk secara berkala di dalam rumah.
- Menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan untuk mengganggu pergerakan nyamuk.
4. Menghindari perjalanan ke daerah wabah
Jika memungkinkan, hindari bepergian ke daerah yang sedang mengalami wabah chikungunya. Apabila perjalanan tidak dapat dihindari, pastikan untuk mengambil semua tindakan pencegahan di atas guna mengurangi risiko terkena gigitan nyamuk.
5. Edukasi dan waspada terhadap gejala
Masyarakat perlu mengenali gejala awal chikungunya, seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi hebat, sakit kepala, mual, ruam kulit, dan mata merah. Segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat jika gejala tersebut muncul, terutama jika pernah digigit nyamuk dalam beberapa hari sebelumnya.
Meskipun infeksi chikungunya jarang menyebabkan kematian, penderita dapat mengalami kelelahan dan nyeri sendi yang menetap dalam jangka waktu lama. Oleh sebab itu, menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci dalam mencegah penyebaran penyakit ini.
Baca juga: Kemenkes: Gejala delapan warga Cilandak mengarah ke Cikungunya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.