Ketua MPR RI Dorong Pembenahan Sistem Demokrasi Indonesia

4 weeks ago 14
situs winjudi online winjudi winjudi slot online winjudi online Daftar slot gacor Daftar situs slot gacor Daftar link slot gacor Daftar demo slot gacor Daftar rtp slot gacor Daftar slot gacor online terbaru Daftar situs slot gacor online terbaru Daftar link slot gacor online terbaru Daftar demo slot gacor online terbaru Daftar rtp slot gacor online terbaru slot gacor situs slot gacor link slot gacor demo slot gacor rtp slot gacor informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat situs winjudi online

Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuturkan sistem demokrasi yang menjadi pilihan bangsa Indonesia adalah demokrasi Pancasila yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Bukan demokrasi liberal, bukan sosialis komunis, atau paham-paham demokrasi lainnya.

Esensi demokrasi adalah adanya keseimbangan. Demokrasi adalah ruang untuk masyarakat berekspresi tanpa adanya intimidasi, namun tetap menggunakan cara yang wajar tanpa mencederai nilai-nilai demokrasi.

"Harus kita akui kehidupan berdemokrasi kita saat ini belum berada pada level kemapanan yang ideal dan sedang berproses menuju kematangan demokrasi. Namun, kita tidak boleh berkecil hati, karena berdemokrasi adalah sebuah proses yang dinamis dan selalu ada ruang dan peluang untuk memperbaikinya," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (9/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu diungkapkannya usai menerima wawancara Tim Majalah IKAL Lemhanas di Jakarta. Tim Majalah IKAL Lemhanas hadir antara lain Dr. Bambang Sutrisno, Djoko Saksono, Dwi Hernuningsih, dan Fernandez

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan pada awal reformasi implementasi demokrasi menjadi sebuah euforia sebagai momentum untuk menata kembali sistem ketatanegaraan. Sekaligus momentum pembebasan diri dari beragam keterbelengguan, misalnya dalam hal kebebasan berekspresi.

Kini setelah 26 tahun pasca reformasi, banyak hal yang perlu diperbaiki dalam sistem demokrasi di Indonesia. Namun pada beberapa aspek lainnya, implementasi demokrasi saat ini justru sedang mengalami stagnasi. Semangat reformasi yang digaungkan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Rakyat belum merasakan dampak dari demokrasi secara signifikan. Terutama terhadap kesejahteraan dan kemakmuran. Secara umum, pasca 26 tahun reformasi, demokrasi tidak serta merta bertambah baik," kata Bamsoet.

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI (Ormas Pendiri Partai Golkar) ini memaparkan kondisi tersebut juga dirasakan oleh beberapa tokoh bangsa, mantan presiden, mantan wakil presiden, ketua umum parpol, mantan ketua MPR yang sempat ditemui oleh pimpinan MPR melalui forum Silaturahmi Kebangsaan. Dari forum itulah pimpinan MPR dapat mengambil benang merahnya, bahwa ada kesamaan pandangan mengenai perlunya mengevaluasi dan menata kembali sistem ketatanegaraan Indonesia.

"Kehidupan demokrasi masih dalam perbaikan, kehidupan ekonomi kita juga masih dalam pemantapan. Timbulnya problem demokrasi di Indonesia bukanlah disebabkan oleh kesalahan konseptual paradigmatik dan pengaturan normatifnya. Melainkan lantaran melencengnya implementasi demokrasi dari sistem yang mendasarinya," pungkas Bamsoet.


(ncm/ega)

Read Entire Article