Jakarta (ANTARA) - Inhaler menjadi alat bantu pernapasan yang sangat penting bagi penderita asma. Penggunaannya memungkinkan obat langsung dihantarkan ke paru-paru, sehingga efeknya bisa dirasakan lebih cepat dan efisien dibandingkan obat yang dikonsumsi melalui mulut (oral).
Namun, tidak semua inhaler memiliki bentuk dan cara kerja yang sama. Jenis obat, tingkat keparahan asma, serta kondisi spesifik pasien menjadi pertimbangan utama bagi dokter dalam menentukan tipe inhaler yang tepat.
Ada inhaler yang dirancang untuk meredakan gejala asma secara cepat, ada pula yang berfungsi menjaga kestabilan pernapasan dalam jangka panjang. Memahami perbedaan jenis-jenis inhaler dapat membantu pasien menggunakan alat ini secara optimal sesuai kebutuhan medisnya.
Baca juga: Cara pemberian obat asma terbaik dengan dihirup
Berikut ini adalah beragam jenis inhaler beserta fungsi dan cara kerjanya, berdasarkan informasi yang dirangkum dari berbagai sumber.
Jenis-jenis inhaler
Penentuan jenis obat dan alat inhaler untuk penderita asma sepenuhnya ditentukan oleh dokter, berdasarkan tingkat keparahan dan kondisi spesifik pasien. Baik obat yang bekerja cepat maupun obat yang bereaksi lebih lambat, bisa diberikan melalui berbagai jenis alat inhaler sesuai kebutuhan.
Berikut ini beberapa tipe inhaler yang umum direkomendasikan untuk membantu meredakan gejala asma:
1. Metered Dose Inhaler/MDI (Inhaler dosis terukur)
Inhaler dosis terukur atau MDI adalah alat berbentuk tabung kecil dengan corong mulut yang dirancang agar penggunanya dapat menghirup obat berbentuk aerosol di dalamnya.
Jenis inhaler ini bisa digunakan untuk semua varian obat asma, mulai dari kortikosteroid, bronkodilator, hingga kombinasi keduanya. Namun, pemakaian MDI memerlukan koordinasi yang baik antara tangan yang menekan alat dan pernapasan, sehingga membutuhkan teknik penggunaan yang tepat.
2. Soft Mist Inhaler/SMI (Inhaler kabut lembut)
Dibandingkan dengan MDI, inhaler tipe soft mist (SMI) memiliki bentuk yang sedikit lebih besar dan mampu menghasilkan kabut lembut berisi partikel obat dalam jumlah lebih banyak.
Karena partikelnya lebih halus, dosis obat yang dibutuhkan pun biasanya lebih sedikit. Jenis obat yang sering digunakan dalam SMI adalah golongan bronkodilator, seperti tiotropium atau olodaterol.
Baca juga: Apa itu asma? Ini penjelasan dan gejala awalnya yang umum terjadi
3. Nebulizer
Nebulizer merupakan alat bantu pernapasan yang mengubah obat cair menjadi uap yang mudah dihirup melalui masker atau corong mulut. Alat ini sering kali direkomendasikan untuk anak-anak dan lansia, karena tidak memerlukan tenaga napas yang besar saat digunakan.
Baik obat asma kerja cepat maupun obat kerja lambat dapat diberikan melalui nebulizer, sehingga alat ini sering dipakai pada kondisi asma yang lebih berat atau untuk pasien dengan keterbatasan fisik.
4. Inhaler serbuk kering
Inhaler serbuk kering dirancang untuk mempermudah penderita asma yang kesulitan mengkoordinasikan gerakan tangan saat menekan alat dan menarik napas bersamaan.
Pengguna hanya perlu menghirup obat secara langsung tanpa menekan tabung. Namun, inhaler ini membutuhkan kekuatan napas yang cukup besar, karena aliran obat bergantung pada seberapa kuat tarikan napas pengguna. Akibatnya, dosis yang masuk ke saluran napas bisa bervariasi setiap kali pemakaian.
Fungsi dan cara kerja inhaler
Inhaler memiliki peran penting dalam menghantarkan obat langsung ke area paru-paru, sehingga efeknya bisa dirasakan lebih cepat. Obat yang terdapat di dalam inhaler umumnya diformulasikan untuk meredakan peradangan dan mengatasi penyempitan saluran pernapasan yang menjadi penyebab utama sesak napas.
Ketika saluran napas mengalami peradangan atau menyempit karena ketegangan otot, aliran udara menuju paru-paru akan terhambat. Obat yang dihirup melalui inhaler bertugas melebarkan kembali saluran napas agar jalur udara terbuka dan asupan oksigen meningkat.
Obat-obatan ini dikenal dengan istilah bronkodilator, karena kemampuannya memperlebar bronkus yang menyempit. Selain digunakan untuk meredakan serangan asma yang muncul secara tiba-tiba, inhaler juga berfungsi sebagai alat pencegahan.
Obat pencegahan ini biasanya bekerja dengan mengontrol peradangan agar saluran napas tetap dalam kondisi stabil dan tidak mudah kambuh. Di samping itu, inhaler juga menjadi salah satu metode penanganan pada kasus serangan asma akut yang memerlukan perawatan segera.
Baca juga: Gelombang panas bisa picu kekambuhan asma
Baca juga: Penyakit pernafasan kronis masih menjadi tantangan besar
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.