
Hi!Pontianak - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura menyelenggarakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di wilayah Desa Sungai Rengas dengan mengusung topik 'Peningkatan Literasi Digital Ibu dalam Mengedukasi Anak Usia Dini tentang Penggunaan Gawai secara Bijak melalui Video Edukasi #MainHPAdaAturannya'.
Kegiatan yang dihadiri sebanyak 35 peserta ini bertempat di Kantor Desa Sungai Rengas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Jumat, 11 Juli 2025.
Ketua Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Desa Sungai Rengas, Endang Indri Listiani mengatakan bahwa program PKM merupakan salah satu tugas dan kewajiban sebagai dosen. Pada kegiatan kali ini, tim PKM Desa Sungai Rengas turun langsung ke lokasi sasaran untuk memberikan sosialisasi edukasi kepada 35 ibu, yang mana pihak ibu dan anak-anak usia dini di sana perlu mendapatkan pandangan tersebut.
"Sekarang ini, kan, era globalisasi, tantangan yang paling utama itu pada anak usia dini dan selanjutnya. Nah, orang tua sekarang itu sulit menghadapi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena itu, orang tua harus mempunyai kemampuan bagaimana mendisiplinkan anak, jangan main HP sembarangan," jelas Endang.
Endang menekankan pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya di rumah, mengingat pendidikan utama--nilai moral hingga keimanan berasal dari internal keluarga. Dirinya berharap sosialisasi yang diberikan melalui PKM ini dapat diterapkan langsung dan bermanfaat bagi para peserta yang hadir.

"Semoga orang tua semakin mengerti tentang penggunaan HP untuk anak. Boleh anak main HP, tapi ada batasannya. Kemudian ke depan, mudah-mudahan ibu-ibu di sini mengerti dan memahami tentang pentingnya pendampingan anak," ujarnya.
Sekretaris Desa Sungai Rengas, Saparia turut menyampaikan apresiasinya atas kunjungan dari FISIP UNTAN lewat program PKM di Desa Sungai Rengas, yang mana ini sudah menjadi kali kedua mereka berkunjung.
"Ini pasti bermanfaat untuk saya juga ke depannya. Semoga apa yang didapatkan nanti dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan disebarluaskan ke sekitarnya ilmu yang bermanfaat ini," kata Saparia.
Terdapat sosialisasi materi terkait literasi digital bagi ibu dalam mengedukasi anak usia ini yang dipaparkan oleh Suci Lukitowati selaku Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNTAN melalui PKM ini. Ia menjelaskan pentingnya pendampingan anak dalam bermain gawai agar tidak berujung terjerat hal-hal yang tidak diinginkan, contohnya seperti dampak negatif dari gawai, di antaranya ada kecanduan, speech delay atau terlambatnya kemampuan bicara anak, meniru perilaku dari tontonan, serta risiko kejahatan digital--eksploitasi anak, grooming online, sexting, pemerasan seksual, hingga cyber-bullying.
Untuk mencegah terjeremus dalam hal-hal tersebut, Luki menegaskan bahwa orang tua harus mengawasi dan mendampingi sang anak ketika berselancar di dunia internet, khususnya memberikan batasan agar anak dapat bermain ponsel dengan bijak.

"Main gawai boleh, asal bijak. Jadi kita tidak memisahkan anak dengan zamannya, biarkan mereka berkembang di zamannya, tetapi harus diarahkan agar teknologi digital tersebut bisa membantu anak justru meningkatkan potensi dan juga kecerdasannya," tegas Luki.
Lebih lanjut, Luki berharap agar pihak orang tua, khususnya ibu sebagai garda terdepan semakin sadar dengan dampak positif maupun negatif dari teknologi digital yang terus berkembang saat ini. Alih-alih cara menakutkan, peserta diajak untuk menasihati anak dengan cara yang menyenangkan melalui media edukasi kreatif dalam kegiatan PKM ini.
"Ketika mereka sadar, maka mereka akan menerapkan berbagai cara untuk memproteksi keluarganya. Salah satunya kegiatan PKM ini membagikan tips-tips bagaimana agar keluarga bisa memproteksi anaknya. Nah, harapannya dengan edukasi melalui lagu #MainHPAdaAturannya, aturan-aturan mengenai bagaimana bergawai yang sehat dan bijak itu lebih bisa diterima dan langsung masuk ke benak anak," tuturnya.
Luki juga menambahkan, kegiatan PKM dengan fokus penelitian literasi digital ini diharapkan dapat menyasar hingga ke kelompok masyarakat inklusif, seperti tuli dan lain-lain agar pesannya semakin tersebarluaskan.
"Harapannya kegiatan ini tidak hanya selesai sampai di sini, juga akan terus menyasar berbagai pihak. Di sini, kan, tidak hanya ibu-ibu rumah tangga, tetapi ada kader posyandu, ibu PKK, yang mana mereka juga menjadi opinion leader di grup masing-masing. Selain itu, harapannya tidak hanya ke masyarakat pada umumnya, tetapi juga masyarakat inklusif, seperti misalnya kaum-kaum yang selama ini jarang tersentuh," tambahnya.
Nilam, salah satu peserta yang hadir mengungkapkan tanggapannya atas kegiatan PKM ini. Ia mengaku mendapat banyak pengetahuan baru sehingga bisa mencoba menerapkannya langsung kepada anak di rumah.
"Sangat menarik, ya, nanti sampai rumah bisa dijelasin ke anak, begini loh caranya. Bagus acaranya seperti ini, jadi saya bisa mengatur tata bahasa saya ke anak-anak saya. Dengan seperti ini, sekarang saya lebih tau, begini loh caranya bilang ke anak," ungkap Nilam yang tinggal di Jalan Mustika, Desa Sungai Rengas.