Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) telah memberikan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas dengan total sebesar Rp384 triliun hingga pekan pertama Agustus 2025.
“Hingga minggu pertama Agustus 2025, total insentif KLM mencapai Rp384 triliun,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Agustus 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Jumlah tersebut terdiri atas Rp171,5 triliun yang disalurkan kepada kelompok bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rp169,2 triliun kepada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN), Rp37,2 triliun kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Rp5,7 triliun kepada Kantor Cabang Bank Asing (KCBA).
Secara sektoral, insentif KLM disalurkan kepada sektor-sektor prioritas yakni pertanian, real estate, perumahan rakyat, konstruksi, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan, pariwisata dan ekonomi kreatif, serta UMKM, ultra mikro dan hijau.
“Bank Indonesia terus memperkuat implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan,” tegas Perry.
Ke depan, ujar Perry, kebijakan KLM akan terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan melalui optimalisasi insentif pada sektor yang berkontribusi tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja serta selaras dengan program-program Asta Cita Pemerintah.
Pada Juli 2025, kredit perbankan tumbuh sebesar 7,03 persen (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2025 sebesar 7,77 persen (yoy). Sedangkan pertumbuhan DPK meningkat menjadi 7,00 persen (yoy).
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan pada Juni 2025 tetap tinggi sebesar 25,81 persen sehingga masih mampu untuk menyerap risiko.
Adapun likuiditas perbankan tercatat terjaga, tecermin dari tingginya rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 27,08 persen pada Juli 2025.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan terjaga rendah sebesar 2,22 persen (bruto) dan 0,84 persen (neto) pada Juni 2025.
Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.
Baca juga: BI: Insentif KLM capai Rp376 triliun hingga minggu pertama Juli 2025
Baca juga: BI beri insentif likuiditas Rp372 triliun hingga pekan kedua Juni 2025
Baca juga: BI: Insentif KLM Rp370,6 triliun hingga minggu kedua April 2025
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.