Beras Premium dan Medium akan Dihapus, Hasil Produk Penggilingan Dikhawatirkan Berbeda

1 day ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Beras Premium dan Medium akan Dihapus, Hasil Produk Penggilingan Dikhawatirkan Berbeda Ilustrasi: Petugas Satgas Pangan Ditreskrimsus Polda Bali memeriksa beras saat melakukan sidak peredaran beras oplosan di tempat penggilingan padi(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

PUBLIK disibukkan oleh pembahasan rencana pemerintah menghapus beras premium dan medium saat ini. Ke depan, hanya ada beras umum atau beras reguler dan beras khusus.

Pemerintah akan tetap mengatur harga eceran tertinggi (HET) beras reguler, sebagai batas atas di pasaran. Sementara untuk beras khusus harganya tidak diatur pemerintah. Namun, pelaku usaha perlu memegang sertifikat terhadap merek beras khusus itu. 

Merespons hal itu, pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyoroti persoalan penggilingan padi skala kecil dan skala menengah-besar dengan investasi yang berbeda dan pasti akan menghasilkan produk yang juga berbeda.

Ia mengatakan, penggilingan padi kecil tak mampu menghasilkan beras kualitas baik berbiaya rendah, kehilangan hasil tinggi, banyak butir patah, rendemen rendah, dan tak mampu menghasilkan beras dengan higienitas tinggi. 

"Sebaliknya, penggilingan padi besar, apalagi penggilingan padi terintegrasi, bisa menghasilkan beras berkualitas bagus, biaya rendah, kehilangan hasil rendah, butir patah sedikit, dan rendemen tinggi," ucap Khudori dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Kamis (31/7).

Sebagaimana diketahui, dari sebanyak 169.000 unit, 95% tergolong penggilingan kecil, disusul penggilingan menengah 4,32% dan penggilingan besar 0,62%. Adapun dominasi penggilingan padi kecil adalah hasil kebijakan era 1970-an, ketika konsumen masih memperlakukan beras sebagai komoditas homogen. Namun saat ini, beras tak lagi dipandang sebagai komoditas homogen, tapi produk heterogen sesuai atribut seperti rasa, kualitas, varietas, kemasan, dan bahkan brand.

"Apapun kebijakan yang diambil, termasuk penyederhanaan klasifikasi beras, harus menimbang kondisi riil di atas. Menurut hemat saya, setidaknya tersedia empat alternatif yang bisa ditimbang dengan segenap plus-minusnya. Pertama, HET beras umum adalah beras premium dengan tingkat butir patah terendah. Ketentuan ini sebaiknya mengacu ke SNI 2015: maksimal butir patah 5% dan butir menir 0%. Derajat sosoh 95%. Dengan ketentuan ini, harga beras dengan kelas mutu di bawahnya akan menyesuaikan," jelas Khudori.

Dengan ketentuan ini, Khudori meyakini bahwa pemilik merek beras premium bisa berlomba-lomba menawarkan produk terbaiknya untuk konsumen dan penggilingan padi kecil bisa memproduksi beras kelas di bawahnya dengan harga menyesuaikan.

Alternatif kedua, HET beras umum adalah titik tengah HET dan kelas mutu antara beras medium dan premium dengan konsekuensi masyarakat yang biasa mengonsumsi beras medium akan terbebani oleh kenaikan harga. Konsekuensi lainnya, jika maksimal butir patah 12,5%-15% dan butir menir 1% (ini nilai tengah kelas mutu medium dan premium), penggilingan padi kecil dikhawatirkan tidak mampu memenuhi kualifikasi mutu ini. 

"Ketentuan ini membuat regulasi di Indonesia masih selaras dengan internasional," beber Khudori.

Alternatif ketiga, ia meminta agar pemerintah membebaskan HET beras premium dengan mewajibkan produsen memproduksi beras medium dengan rasio tertentu (misalnya 50:50) pada HET yang ditentukan. 

"Jadi, HET hanya ada pada beras medium dengan kualifikasi mutu: maksimal butir patah 25% dan butir menir 2%. Derajat sosoh minimal 95%. Dengan cara ini, produsen beras premium bisa berlomba-lomba menawarkan produk terbaik bagi konsumennya. Dengan tiada HET beras premium, keuntungan produsen bisa di-'subsidi' silangkan ke beras medium," ungkapnya.

Alternatif keempat adalah menghapus HET, baik beras premium maupun medium atau mengganti HET dengan 'harga langit-langit' (ceiling price). Opsi keempat ini harus dibarengi dengan mengubah paradigma pemerintah (melalui Bulog) dari sebagai pemadam gejolak harga pangan menjadi pembentuk (pelaku) pasar yang stabil.

"Berbeda dengan HET, 'harga langit-langit' tidak mengikat publik, tapi hanya mengikat BULOG sebagai representasi pemerintah. Karena itu, 'harga langit-langit' tidak perlu diumumkan ke publik seperti HET. 'Harga langit-langit' menjadi alarm bagi pemerintah lewat BULOG untuk mengintervensi pasar," tandasnya. (Fal/M-3)

Read Entire Article