Belasan Peristiwa Bencana telah Terjadi di Kota Cirebon

Cuaca ekstrem melanda Kota Cirebon dan menyebabkan sejumlah pohon di jalan utama tumbang.(MI/NURUL HIDAYAH)

BELASAN peristiwa kebencanaan telah terjadi di Kota Cirebon. Warga pun diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

BPBD Kota Cirebon menyatakan cuaca ekstrem melanda Kota Cirebon sepanjang November 2025 dan berdampak pada puluhan warga.

“Terdapat 18 peristiwa kebencanaan selama November 2025. Data ini merupakan hasil asesmen tim kami sepanjang November 2025,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, Minggu (7/12).

Peristiwa kebencanaan tersebut, lanjut dia, mayoritas merupakan cuaca ekstrem yaitu 6 kejadian, pohon tumbang, longsor dan lainnya. “Peristiwa kebencanaan berdampak pada 79 jiwa atau 21 kepala keluarga. Selain itu ada pula lima rumah warga yang mengalami kerusakan berat hingga ambruk akibat cuaca ekstrem yang menerjang Kota Cirebon."

Saat ini, Kota Cirebon berada dalam status siaga darurat bencana, sesuai Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025. Status siaga tersebut mencakup potensi banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang tinggi, abrasi, hingga tanah longsor, dan berlaku sejak 15 September 2025 hingga 30 April 2026.

“Penetapan itu juga telah diperkuat melalui Keputusan Wali Kota Cirebon Nomor 236 Tahun 2025,” tutur Andi.

BPBD Kota Cirebon juga  mengoptimalkan langkah-langkah penanganan bencana melalui tiga tahapan, yaitu pra-bencana, tanggap darurat, dan pasca-bencana. Pada tahap pencegahan, BPBD Kota Cirebon melakukan pemetaan wilayah rawan, memberikan edukasi kepada masyarakat, serta mengajak warga menjaga kebersihan saluran air untuk mengurangi risiko banjir.

Selain itu, BPBD mendorong kembali kegiatan kerja bakti guna membersihkan gorong-gorong serta menormalisasi saluran air. Pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) juga terus diperkuat agar masyarakat mampu mengenali ancaman dan melakukan penanganan awal secara mandiri.

“Seluruh upaya ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan menekan potensi kerugian apabila bencana terjadi,” tandas Andi.