PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem biomassa yang berbasis ekonomi kerakyatan. Usai sukses menerapkannya di Cilacap dan Gunung Kidul (Jawa Tengah), PLN juga menerapkan program serupa di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Kamis (26/9) lalu.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Tasikmalaya Yedi Rahmat optimistis program yang dilakukan PLN itu akan mendukung kemajuan wilayahnya, khususnya dalam bidang pertanian yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat.
"Program ini merupakan dukungan yang luar biasa bagi daerah kami. Program hari ini merupakan langkah strategis dan menjadi momentum bagi Kabupaten Tasikmalaya dalam mengembangkan sumber daya lokal," kata Yedi dalam keterangan yang diterima pada Selasa (1/10).
Baca juga : Komitmen Kurangi Emisi, PLN Batalkan Kontrak 13,3 Gigawatt PLTU Batu Bara
Ia menambahkan, program itu juga turut menjaga kelestarian lingkungan karena mampu mengubah lahan yang sebelumnya kiritis menjadi lebih hijau dan produktif.
"Ini sejalan dengan upaya kami untuk terus mendorong ekonomi kerakyatan, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjaga kelestarian lingkungan melalui pemanfaatan biomassa yang berkelanjutan," tambah Yedi.
Senada dengan hal tersebut, salah seorang anggota Gabungan Kelompok Tani Jaga Lembur Tani Makmur, Rismayadi (40), menjelaskan dengan memanfaatkan tanaman indigofera, lahan yang sebelumnya tandus dan sulit ditanami kini menjadi subur karena tanaman tersebut mampu menyimpan air dengan baik. Tak hanya itu, dari tanaman ini masyarakat dapat memanfaatkan daunnya sebagai pakan ternak dan ranting yang tumbuh kemudian dijual ke PLN sebagai bahan bakar co-firing biomassa.
Baca juga : Pemerintah Maksimalkan Pemanfaatan Biomassa demi Net Zero Emission 2060
"Dulu lahan di sini tandus dan gersang. Setelah ditanami indigofera, tanah jadi subur, daunnya bisa jadi pakan ternak kambing atau domba. Kalau rantingnya nanti digunakan buat tenaga pembangkit biomassa," terangnya.
Ia optimistis program itu dapat berkelanjutan dan mampu mendorong roda perekonomian bagi desanya.
"Dengan diadakan program penanaman indigofera ini, semoga ke depannya bisa mendongkrak tingkat ekonomi untuk warga dan masyarakat di Desa Bojongkapol pada khususnya," ungkap Rismayadi.
Ia menambahkan, nilai ekonomis yang muncul dari program itu terus menarik animo masyarakat lainnya untuk mempelajari dan berpartisipasi dalam pengembangan biomassa.
Baca juga : Kebutuhan Biomassa PLTU PLN Grup Meningkat
"Saat ini banyak sekali warga yang ingin tahu lebih lanjut tentang program ini. Bahkan di warung kopi pun kami masih berbincang tentang hal ini," bebernya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyatakan, pengembangan biomassa merupakan wujud nyata kolaborasi dalam mengakselerasi transisi energi.
"Transisi energi merupakan tantangan sekaligus peluang bagi kita semua. Oleh karena itu, upaya ini membutuhkan lebih banyak pihak untuk bersatu melalui kolaborasi sehingga dapat diduplikasi secara nasional di wilayah-wilayah lainnya," ucap Darmawan.
Melalui program di Tasikmalaya, sambung dia, pihaknya mampu memberdayakan lebih dari 400 masyarakat setempat dengan potensi nilai ekonomi sebesar Rp30 miliar per tahun.
"Ke depan, kami menargetkan program ini akan melibatkan 1,25 juta masyarakat di seluruh Tanah Air sehingga mampu mencapai nilai ekonomi hingga Rp9,5 triliun per tahun," pungkasnya. (E-2)