
Polda Metro Jaya menyatakan, proses penyelidikan atas kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, masih berlangsung. Namun, polisi belum dapat menyimpulkan soal penyebab kematiannya.
“Jadi seperti yang saya jelaskan tadi bahwa dari TKP ditemukan sampel, ditemukan barang bukti, barang bukti ini diambil, sampelnya dilakukan pemeriksaan secara laboratoris. Ya, proses ini lah yang memakan waktu,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (24/7).
Selama proses menunggu hasil tersebut, kata Ade, penyidik tetap aktif melakukan pemeriksaan saksi, olah tempat kejadian perkara (TKP), dan penelusuran jejak digital.
“Maka langkah-langkah yang dilakukan penyelidik tadi kan sudah kami jelaskan ya. Memeriksa 15 saksi, kemudian mengecek TKP, sirkel (pertemanan) nya, mengambil rekaman dari 20 CCTV, dan lain sebagainya,” tutur Ade.

“Pemeriksaan ini dilaksanakan secara ilmiah, secara laboratoris, berdasarkan keahlian dari beberapa ahli yang dilibatkan dalam proses ini,” lanjutnya.
Ade menegaskan tidak ada hambatan dalam proses penyelidikan. Namun, polisi mengedepankan pendekatan ilmiah agar hasilnya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Jadi itu butuh waktu, butuh waktu ya. Karena proses penyelidikan yang kami lakukan harus dapat dipertanggungjawabkan, dan harus kami lakukan secara profesional dan proporsional,” kata Ade.
“Sampai dengan saat ini, tim penyelidik tidak menemukan hambatan. Kemudian dengan senantiasa mengedepankan prinsip penyelidikan atau mengungkap peristiwa ini harus berdasarkan scientific crime investigation, maka penyelidik melakukan pemeriksaan dan kerja sama dengan beberapa ahli,” kata dia.

Arya Daru ditemukan di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Jakarta Pusat, Selasa (8/7). Ade mengatakan wajah korban tertutup plastik yang kemudian dililit menggunakan lakban kuning.
“Kondisi korban itu (wajahnya tertutup) plastik, kemudian baru lakban, lakban kuning,” ujarnya.
Sumber kumparan yang mengetahui soal kejadian itu mengatakan, Arya membeli lakban berwarna kuning itu di sebuah toko serba ada di Yogyakarta.
“Dia membelinya sepekan sebelum ditemukan tewas,” ujar sumber kumparan itu, Kamis (24/7).